POLA KOMUNIKASI MILITER DALAM PROGRAM SWASEMBADA PANGAN DI WILAYAH KORAMIL 1607/-01 SUMBAWA
Main Authors: | Aggasi, Abbyzar , Wahyu Ningtiyas , Firda |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://jurnal.uts.ac.id/index.php/Tambora/article/view/258 http://jurnal.uts.ac.id/index.php/Tambora/article/view/258/206 |
Daftar Isi:
- This study aims to identify the communication patterns that occur in the Village Advisory Board (Babinsa) of the Army in the task of fostering farmers in the KORAMIL region of City 1607 / -01 Sumbawa. Babinsa is one of the branches in the Indonesian Armed Forces which has the duty and responsibility in the territorial field. In this study, researchers conducted in-depth interviews with three informants selected based on strategic positions in the territorial field. The researcher also conducted observations and documentation to support the results of the interview. From the study it was found that Food Self-Sufficiency is part of National Resilience which can affect the stability and security of the country. This is part of the main tasks of the Army. In the internal military sphere, communication used is instructive. The Babinsa must obey and carry out orders that come from the command center. But in the implementation of the Food Self-Sufficiency Program, Babinsa used persuasive communication to farmers. Researchers also found a tendency for local wisdom values ‘Kerik Salamat’ with instruments ‘mutually beme’ by Babinsa to farmers. This became an effective strategy so that farmers were able to work with Babinsa who had military character. So that the Food Self-Sufficiency Program in the KORAMIL region 1607 / -01 Sumbawa yielded optimal results for the main commodities, namely rice, corn and soybeans.
- Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola komunikasi yang terjadi pada Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI-AD dalam tugasnya membina para petani di wilayah KORAMIL Kota 1607/-01 Sumbawa. Babinsa merupakan salah satu cabang dalam TNI-AD yang bertugas dan bertanggung jawab dalam bidang kewilayahan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap tiga informan yang dipilih berdasarkan jabatan strategis dalam bidang teritorial. Peneliti juga melakukan observasi dan dokumentasi sebagai pendukung hasil wawancara. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa Swasembada Pangan merupakan bagian dari Ketahanan Nasional yang dapat mempengaruhi stabilitas dan keamanan negara. Hal tersebut menjadi bagian dari tugas pokok TNI- AD. Dalam lingkup internal militer, komunikasi yang digunakan bersifat instruktif. Para Babinsa wajib patuh dan melaksanakan perintah yang datang dari pusat komando. Namun dalam pelaksanaan Program Swasembada Pangan, Babinsa menggunakan komunikasi yang bersifat persuasif kepada para petani. Peneliti juga menmukan adanya kecenderungan nilai kearifan lokal ‘Kerik Salamat’ dengan instrumen ‘saling beme’ oleh Babinsa kepada para petani. Hal tersebut menjadi strategi yang berjalan efektif sehingga para petani mampu bekerja dengan Babinsa yang memiliki karakter militer. Sehingga Program Swasembada Pangan di wilayah KORAMIL 1607/-01 Sumbawa membuahkan hasil yang cukup optimal bagi komoditi utama, yaitu padi, jagung dan kedelai.