PERUBAHAN NILAI SENI BUDAYA JATHILAN DALAM KESENIAN REOG PONOROGO (Studi Kasus Masyarakat di Kelurahan Bajang, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo)
Daftar Isi:
- ABSTRAK Niken Kartika Sari, Perubahan Nilai Budaya Jathilan Dalam Kesenian Reog Ponorogo (Studi Kasus: Masyarakat di Kelurahan Bajang, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo) Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perubahan nilai budaya jathilan dalam kesenian Reog Ponorogo pada masyarakat Kecamatan Balong. Penelitian ini dilakukan pada Sejarahwan, Pelaku Seni, Pemerintah setempat dan Masyarakat di Kecamatan Balong melalui metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perubahan nilai budaya jathilan ini karena pada zaman dahulu gemblak atau jathil sering dipandang rendah oleh sebagian besar masyarakat. Ketika itu jathilan masih dimainkan oleh anak laki-laki, sehingga pada saat itu jathilan dipandang sebagai homoseksual sekaligus sebagai simpanan para Warok. Kemudian pada tahun 1984 pemerintah pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat keputusan bahwa pelaku seni jathilan resmi digantikan oleh wanita, namun tergantinya wanita ini terjadi adanya perspektif masyarakat yang negarif beranggapan bahwa mereka mencintai kesenian yang ada tetapi mereka tidak rela jika anak perempuannya menjadi penari Jathil Obyog karena beberapa oknum pelaku seni melakukan tindakan dan sikap yang kurang baik, sehingga mereka tidak mau jika anaknya terbawa oleh lingkungan tersebut. Kata Kunci: Perubahan nilai budaya, Jathilan Reog Ponorogo. ABSTRACT Niken Kartika Sari, Changing of Jathilan Cultural Value in Reog Ponorogo Art (Case Study: Community in Bajang Village, Balong District, Ponorogo Regency) Thesis. Jakarta: Social Sciences Education Study Program, Faculty of Social Sciences, Jakarta State University, 2019. Reog Ponorogo in Balong District community. This research was conducted on Historians, Artists, Regional Governments and Communities in Balong District through qualitative research methods. Data collection techniques are carried out by observation, interviews, documentation, and field notes. The method used in data analysis is data reduction, data presentation, and conclusions or verification. The results of the study concluded about the degradation of this cultural value because in the past, gemblak or jathil were often looked down on by most people. At that time Jathilan was still played by boys, so at that time Jathilan was considered a temporary improvement as a deposit for the Warok. Then in 1984 the government issued a decree on the decision of the official jathilan to be replaced by women, but the replacement of this woman was considered a negative perspective of the community regarding those who questioned the arts in which they would not be willing if their daughters challenged a senior dancer take actions and attitudes that are not good, so that they do not want to be carried away by the environment. Keywords: Changing of cultural values, Jathilan Reog Ponorogo.