JENIS PERGESERAN VERBA DALAM ROMAN LE PETIT PRINCE KARYA ANTOINE SAINT-EXUPÉRY DAN PADANANANNYA PADA ROMAN TERJEMAHAN PANGERAN CILIK OLEH HENRI CHAMBERT-LOIR

Main Author: Sri Wuri Pangesti, .
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unj.ac.id/1454/1/1.%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unj.ac.id/1454/2/ABSTRACT.pdf
http://repository.unj.ac.id/1454/3/Lembar%20pengesahan.pdf
http://repository.unj.ac.id/1454/4/Riwayat%20Hidup%20Penulis.pdf
http://repository.unj.ac.id/1454/5/Sri%20Wuri%20Pangesti%20JBP%202016.pdf
http://repository.unj.ac.id/1454/
Daftar Isi:
  • Skripsi yang berupa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis pergeseran verba yang terdapat dalam novel terjemahan Pangeran Cilik. Penelitian ini menggunakan teori pergeseran bentuk (la transposition) menurut Simatupang yang terdiri dari pergeseran tataran morfem, pergeseran tataran sintaksis, dan pergeseran kategori kata. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori pergeseran makna (la modulation) menurut Moentaha yang membagi penggantian leksikal menjadi konkretisasi dan generalisasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang membagi proses analisa data menjadi tiga aktivitas utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan atau verifikasi kesimpulan. Dari hasil penelitan, jenis pergeseran bentuk verba yang ditemukan adalah pergeseran pada tataran morfem, sintaksis dan kategori kata dalam 61 verba. Ditemukan sebanyak 30 verba (49,1%) dalam 38 kalimat mengalami pergeseran morfem, 35 verba (57,3%) dalam 46 kalimat mengalami pergeseran sintaksis, dan 28 verba (45,9) dalam 35 kalimat mengalami pergeseran kategori kata. Untuk pergeseran makna, jenis pergeseran yang ditemukan adalah konkretisasi dan generalisasi. Sebanyak 8 verba (13,1%) dalam 12 kalimat telah mengalami konkretisasi dan 4 verba (6,5%) dalam 4 kalimat telah mengalami generalisasi. Timbulnya pergeseran bentuk dan pergeseran makna disebabkan oleh adanya perbedaan besar antara tata bahasa Prancis dengan tata bahasa Indonesia sehingga sulit untuk mendapatkan korespondensi formal dalam penerjemahan. Secara teoretis, hasil penelitian ini akan menjadi salah satu acuan untuk memahami pergeseran bentuk dan pergeseran makna yang terjadi dalam terjemahan. Hal ini sangat dibutuhkan bagi mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan Traduction. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu menambah bahan kajian untuk memahami teknik pergeseran bentuk dan pergeseran makna dalam penerjemahan sehingga diharapkan dapat mengurangi kesalahan penyampaian pesan yang sering terjadi dalam proses penerjemahan.