TARI DOGDOG LOJOR KARYA TOTO SUGIARTO SEBAGAI REPRESENTASI UPACARA SERENTAUN DI KASEPUHAN CIPTAGELAR KABUPATEN SUKABUMI

Main Author: Anita Geofani, .
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unj.ac.id/1444/1/anita%20fix.pdf
http://repository.unj.ac.id/1444/
Daftar Isi:
  • Toto Sugiarto mengkomunikasikan idenya yang terinspirasi oleh upacara Serentaun melalui sebuah karya tari yang berjudul tari Dogdog Lojor. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya Toto sebagai seniman untuk mengangkat budaya tradisi masyarakat adat kasepuhan Ciptagelar yaitu upacara Serentaun yang identik dengan seni pertunjukan Dogdog Lojor, sehingga Toto merepresentasikan upacara Serentaun tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tari Dogdog Lojor karya Toto Sugiarto sebagai hasil representasi dari upacara Serentaun di kasepuhan Ciptagelar kabupaten Sukabumi. Manfaat penelitian ini untuk menambah pengetahuan, memberikan informasi, menambah literatur dan dapat bermanfaat bagi pendidikan, khususnya pada peserta didik dalam pembelajaran seni budaya dengan standar kompetensi mengapresiasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, desain deskriptif dengan pendekatan etnografi. Proses penelitian berlangsung dari September – Desember 2014 dan Oktober – Desember 2015. Dimulai dari proses pengumpulan data, analisis data, hingga proses penulisan. Tahap pengumpulan data menggunakan alur maju tahap dan analisis data menggunakan analisis untuk penelitian etnografi yakni dengan analisis domain, analisis taksonomik, analisis komponen dan analisis tema. Deskripsi data yang diuraikan yaitu bentuk penyajian tari Dogdog Lojor meliputi riwayat tari Dogdog Lojor, elemen pokok tari yang dijabarkan melalui deskripsi gerak, rekapitulasi unsur gerak, struktur tari dan rangkuman struktur tari, dan elemen pendukung tari Dogdog Lojor diantaranya musik yang dijabarkan melalui notasi musik dalam unit nada iringan gamelan Sunda berlaras Salendro, tema berupa upacara Serentaun yang termasuk upacara-upacara tradisional, busana dan rias, properti tari berupa Dogdog Lojor dan struktur pertunjukan tari Dogdog Lojor. Selain itu, terdapat pula deskripsi data mengenai kasepuhan Ciptagelar, upacara Serentaun dan seni pertunjukan Dogdog Lojor. Hasil dari penelitian ini, representasi dengan pendekatan reflektif atau mimesis adalah tari Dogdog Lojor karya Toto Sugiarto merupakan peniruan upacara Serentaun yang identik dengan seni pertunjukan Dogdog Lojor dari segi tema, ide garapan, penggambaran suasana, ekspresi penari, properti tari dan judul karya tari yang diungkapkan melalui karya tari yang berjudul tari Dogdog Lojor. Kemudian, representasi dengan pendekatan intensional, Toto memilih aspek gerak yang meliputi gerakan, bentuk ekspresi dan maksud dari gerakan serta penggunaan properti tari sebagai bentuk intensi atau penekanan yang dikemas sebagai bentuk keunikan dalam karya tari Dogdog Lojor. Sedangkan, representasi dengan pendekatan konstruksionis, Toto mengkonstruksikan makna berupa ide garapan dan properti tari yang dikomunikasikan melalui karya tari agar penerimanya dapat memiliki pemahaman atau makna yang sama yang telah disepakati secara bersama. Tari Dogdog Lojor dapat dikatakan sebagai representasi karena upaya yang dilakukan oleh Toto Sugiarto untuk mengkomunikasikan idenya yang terinspirasi dari upacara Serentaun dilihat berdasarkan bentuk penyajian tari Dogdog Lojor, elemen pokok dan pendukung tari Dogdog Lojor, perubahan fungsi dan upacara Serentaun terkait dengan sistem religi serta kesenian. Diharapkan tari Dogdog Lojor ini dapat dijadikan sebagai salah satu wadah masyarakat untuk berapresiasi karya seni daerah setempat