TAWURAN ANTAR WARGA DI KELURAHAN KLENDER, JAKARTA TIMUR

Main Author: Akhmad Rayhan Aditya, .
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unj.ac.id/1442/1/SKRIPSI%20Akhmad%20Rayhan%20Aditya.pdf
http://repository.unj.ac.id/1442/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan situasi kampung yang tawuran antara Kampung Kebon Singkong dengan Cipinang Jagal mulai dari penyebab tawuran yang mencakup empat faktor antara lain, faktor pendidikan rendah, faktor keluarga broken home, faktor kemiskinan perkotaan, faktor lingkungan. Dampak tawuran yang mencakup empat permasalahan antara lain, hubungan silaturahmi antar kampung menjadi terbatas, aktifitas ekonomi terganggu, kerugian fisik dan materi, timbulnya dampak psikologis. Hingga upaya dalam meredam tawuran yang dilakukan pengurus warga serta pihak-pihak terkait yang mencakup lima solusi antara lain, memberikan himbauan terhadap remaja yang nongkrong di warnet, standby di lokasi yang menjadi tawuran, mediasi kedua pihak yang terlibat tawuran, berkoordinasi dengan warga yang dekat dengan lokasi tawuran, mengajak warga untuk mengikuti pelatihan keterampilan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dilakukan dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Subjek penelitian ini adalah pengurus warga RW 01, Ketua RT, Kelurahan Klender, Kepolisian Duren Sawit, dan warga RW 01. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep untuk menunjang penelitian, diantaranya menggunakan teori konflik Ralf Dahrendorf, bentuk-bentuk interaksi sosial, pendekatan konflik multidisipliner, pemetaan konflik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tawuran yang terjadi di Klender dipicu oleh faktor pendidikan rendah, keluarga broken home, kemiskinan, dan lingkungan. Dampak yang ditimbulkan yakni hubungan silaturahmi antar kampung terbatas, aktifitas ekonomi terganggu, kerugian fisik dan materi hingga psikologis. Namun untuk meredam masalah ini yang dilakukan masing-masing pihak antara lain memberikan himbauan terhadap remaja yang nongkrong di warnet, standby di lokasi tawuran, pengurus warga serta tokoh masyarakat melakukan mediasi yang dihadiri pihak ketiga sebagai penengah dengan mendatangkan Kapolres, Lurah, dan Kapolsek, berkoordinasi dengan warga yang dekat lokasi tawuran, mengajak warga mengikuti pelatihan keterampilan.