Makna Filosofis Kembar Mayang dalam Ritual Pernikahan Adat Jawa di Desa Kungkai Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma

Main Author: Rosidah, Aini
Format: Article info application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: Sekolah Pasca Sarjana IAIN Bengkulu , 2020
Online Access: https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/manthiq/article/view/3518
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/manthiq/article/view/3518/2612
Daftar Isi:
  • Upacara perkawinan adat jawa memiliki tata cara yang sudah ditentukan. Seperti halnya salah satu bagian terpenting dalam upacara perkawinan adat jawa yaitu panggih penganten atau temu manten. Upacara ini adalah upacara saat bertemunya mempelai pria dan mempelai wanita, yang diselenggarakan di tempat kediaman mempelai wanita. Upacara ini diselenggarakan setelah selesai prosesi ijab qobul. Dalam prosesi upacara temu manten disertakan berbagai simbol yang sarat akan makna. Salah satu simbol yang digunakan dalam upacara temon manten ini adalah kembarMayang. Kembar mayang sering disebut megar mayang atau gagar mayang[1]merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam upacara tradisional masyarakat Jawa, yang berbentuk bunga yang dirangkai menggunakan janur dan dedaunan. Kembar mayang sudah menjadi sebuah tradisi masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode library research, di mana penulis mengumpulkan data berdasarkan literasi yang ada. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana makna filosofis yang terdapat dalam simbol kembar mayang di Desa Kungkai Baru Kecamatan Air Periukan Kabaupaten Seluma? Adapun Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui makna simbol kembar mayang pada upacara adat perkawinan khususnya di Desa Kungkai Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma, selain itu, agar masyarakat tidak hanya mengetahui penyertaan kembar mayang dalam upacara adat perkawinan Jawa tetapi juga mengetahui makna yang terkandung dari simbol-simbol pada kembar mayang.