MUATAN SOSIAL, POLITIK , DAN BUDAYA KANDHA DAN SINDHÈNAN TARI BĚDHAYA SĚMANG DALAM NASKAH SĚRAT KANDHA BĚDHAYA SRIMPI

Main Author: Adji, Fransisca Tjandrasih
Other Authors: Marsono, Program Studi Ilmu-ilmu Humaniora, Program Pasca Sarjana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Christanto Wisma Nugraha, Program Studi Ilmu-ilmu Humaniora, Program Pasca Sarjana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Balai Pelestarian nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta , 2020
Subjects:
Online Access: http://patrawidya.kemdikbud.go.id/index.php/patrawidya/article/view/134
http://patrawidya.kemdikbud.go.id/index.php/patrawidya/article/view/134/129
Daftar Isi:
  • Tari bĕdhaya merupakan tari klasik yang sangat tua usianya dan merupakan kesenian asli kerajaan-kerajaan di Jawa. Sebagai sebuah genre tari, bĕdhaya ditempatkan sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan yang paling penting di Kraton Yogyakarta. Dalam tari bĕdhaya unsur penting untuk memudahkan mengetahui ceriteranya adalah pada kandha dan sindhènan-nya. Kandha dan sindhènan menjadi mediasi bagi penonton untuk memahami konteks tari bĕdhaya. Namun demikian, sejauh penulis ketahui, unsur kandha dan sindhènan tari bĕdhaya belum pernah dibahas oleh pemerhati tari bĕdhaya. Hal yang banyak dibahas adalah unsur koreografi dan makna simbolis gerak tari bĕdhaya. Naskah Kagungan Dalem Sěrat Kandha Bědhaya Srimpi koleksi KHP Widya Budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat (dengan kode naskah W.7-B 24) merupakan satu-satunya naskah yang muncul pada masa Hamengku Buwana V yang memuat tentang tari bĕdhaya dan yang masih dapat dibaca. Dalam naskah ini terdapat kandha dan sindhènan tari Bědhaya Sěmang, yang berbeda dengan kandha dan sindhènan tari Bědhaya Sěmang dalam beberapa naskah yang lain. Untuk melihat perbedaan itu digunakan pendekatan intertekstual. Perbedaan kandha dan sindhènan tari Bědhaya Sěmang berkaitan dengan ideologi Hamengku Buwana V. Dengan demikian, melalui kandha dan sindhènan tari Bědhaya Sěmang dalam naskah W.7-B 24 dapat dimengerti dan dipahami ideologi Hamengku Buwana V.