SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Tari Topeng CIREBON ABAD XV – XX
Main Author: | ., Lasmiyati |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/263 http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/263/209 |
Daftar Isi:
- AbstrakSunan Gunung Jati selain sebagai kepala nagari Cirebon, ia juga salah satu walisanga yang mempunyai tugas menyebarkan agama Islam. Tantangan dan hambatansebagai wali ia temui, di antaranya menghadapi Pangeran Welang. Pangeran Welangmemiliki kesaktian, karena mempunyai pusaka Curug Sewu. Ia ingin mengalahkanSunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati menanggapinya tidak dengan kekerasan,melainkan membentuk kelompok kesenian dan mengadakan pertunjukan kelilingkampung. Dalam kelompok kesenian tersebut menampilkan Nyi Mas Gandasarisebagai penari yang memakai penutup muka (kedok). Pangeran Welang terpikatdengan penampilan Nyi Mas Gandasari, ia pun meminangnya untuk dijadikan isteri.Nyi Mas Gandasari menerima pinangan tersebut dengan syarat dipinang denganpusaka Curug Sewu. Pangeran Welang menyanggupi syarat tersebut yang akhirnyakesaktian Pangeran Welang pun hilang. Ia menyerah kepada Sunan Gunung Jati danmasuk Islam. Selanjutnya Tari Topeng di samping digunakan untuk menyebarkanagama Islam juga merupakan kesenian khas istana, dan menjadi sarana hiburan yangdisukai masyarakat. Setelah Belanda menduduki Cirebon, seniman topeng merasatidak nyaman tinggal di lingkungan keraton, karena Belanda telah ikut mencampuriurusan keraton. Mereka keluar dari istana dan menyebar ke Kabupaten Cirebon,di antaranya Gegesik, Palimanan, Losari. Penelitian ini untuk mengetahui sejarahpertumbuhan dan perkembangan Tari Topeng. Metode yang digunakan metodesejarah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Tari Topeng sudah ada sejak SunanGunung Jati sebagai kepala nagari Cirebon. Tari Topeng dijadikan sebagai mediadakwah dan persebaran ke Gegesik, Palimanan, dan Losari mempunyai karakter yangberbeda dengan pakem yang sama.AbstractTari Topeng (mask dance) is a kind of folk performing art vastly known inCirebon. The dance was a court art during the rule of Sunan Gunung Jati, functioning as a means to spread Islam. It spread outside the court when the artists left the courtfollowing the Dutch arrival in Cirebon who made the court split into three: Kasepuhan,Kanoman, and Kacirebonan. The Dutch interference in almost everything in thecourt made them unpleasant. They eventually left the court and spread to KabupatenCirebon. The aims of this research is to get knowledge of the history and developmentof Tari Topeng using history method. The result is that this dance has been existingsince the time of Sunan Gunung Jati and served as a means to spread Islam. Then itspread to Gegesik, Palimanan and Losari following the arrival of the Dutch.