STRATEGI KESANTUNAN TINDAK TUTUR PENOLAKAN DALAM BAHASA MAKASSAR

Main Author: Arisnawati, Nurlina
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Balai Bahasa Sulawesi Selatan , 2017
Subjects:
Online Access: http://sawerigading.kemdikbud.go.id/index.php/sawerigading/article/view/357
http://sawerigading.kemdikbud.go.id/index.php/sawerigading/article/view/357/173
Daftar Isi:
  • This paper discusses the politeness strategies of speech acts in refusal used in Makassarese language. The method used in this paper is qualitative descriptive by listening techniques, interviewingg, notingg, recording, and involving in conversation. These results indicate that there are several strategies used by people to refuse e.g. refusing preceded by saying sorry, refusing preceded by saying thank you, refusing preceded by giving a proposal, refusing implicitly, refusing by giving terms or conditions, and refusing by relying on the third party. In addition, there are also some other vague strategies often used by people in Makassar by giving polite refusal, for example: sinampekpi nicinikki 'will be seen later', kutadeng 'may be', which show hesitation to accept something. However, this does not mean that speakers of Makassarese language cannot provide direct and unequivocal refusal. Direct and unequivocal rejections usually occur when facing difficult circumstances. Abstrak Tulisan ini membahas tentang strategi kesantunan tindak tutur penolakan dalam bahasa Makassar. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik menyimak, wawancara, pencatatan, perekaman, dan libat cakap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa strategi yang digunakan orang Makassar agar penolakannya diterima dengan baik, di antaranya: menolak dengan didahului permintaan maaf, menolak dengan didahului ucapan terima kasih, menolak dengan menggunakan usulan, menolak dengan cara implisit, menolak dengan memberi syarat atau kondisi, dan menolak dengan menyandarkan alasan pada pihak ketiga. Selain itu, ada juga beberapa strategi samar-samar lain yang sering dipakai oleh orang Makassar dalam memberi penolakan secara santun, misalnya: mengambangkan jawaban, seperti: sinampekpi nicinikki ' nanti dilihat', kutadeng 'mungkin', sehingga menunjukkan keragu-raguan penutur untuk menerimanya. Namun, ini tidak berarti bahwa penutur bahasa Makassar tidak bisa memberikan penolakan secara langsung dan tegas. Penolakan secara langsung dan tegas biasa terjadi ketika mitra tutur dihadapkan pada keadaan yang sulit.