RELEVANSI CERITA RAKYAT MIMIKA BIWAR SANG PENAKLUK NAGA SEBAGAI BAHAN BACAAN ANAK SEKOLAH DASAR (Relevance of the Folklore of Mimika Biwar Sang Penakluk Naga as Reading Material of Primary School Students)
Main Author: | Normawati, Normawati |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Balai Bahasa Sumatra Barat
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://salingka.kemdikbud.go.id/index.php/SALINGKA/article/view/199 http://salingka.kemdikbud.go.id/index.php/SALINGKA/article/view/199/104 |
Daftar Isi:
- AbstractMimika regency, Papua has a lot of interesting folkores as well as other regions in Indonesia. The folkore, however, is not used for children’s literature as learning in the school yet. Therefore, the research describes the appropriateness presentation of the structure of Mimika folklore, that is, Biwar Sang Penakluk Naga, with the development of children intelectual. The source of data is written text that contains of folkore. Analysis is conducted by using descriptive qualitative method. The result shows that this folkore appropriates with criteria for assessment of children’s literature, so, it’s worth as a reading source for 7—11 years old of Primary School students. The appropriateness can be seen in a simple story by using linear groove, flat characters which are shown in black and white, and the using of simple vocabularies and sentences. Accordingly, the folkore Biwar Sang Penakluk Naga has moral value, namely patience and braveness that can build children’s character.Keywords: Mimika folkore, intelectual, children literature, character valueAbstrakKabupaten Mimika, Papua memiliki banyak cerita rakyat yang tidak kalah menariknya dengan cerita rakyat lain di Nusantara. Akan tetapi, cerita rakyat tersebut belum banyak dimanfaatkan untuk bahan bacaan anak terlebih sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah. Oleh sebab itu, penelitian ini mengulas kesesuaian penyajian cerita rakyat Biwar Sang Penakluk Naga dengan tahap perkembangan intelektual anak. Sumber data berupa teks tertulis yang berisi cerita rakyat. Analisis dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita ini sesuai dengan kriteria penilaian sastra anak sehingga layak dijadikan sebagai bahan bacaan anak sekolah dasar dengan rentang usia 7—11 tahun. Kesesuaian itu dapat dilihat pada penyajian cerita yang sederhana yang ditunjukkan dengan penggunaan alur linear, tokoh cerita berwatak datar (flat character)yang ditampilkan secara hitam putih, dan pemakaian kosakata dan kalimat yang sederhana. Selain itu, cerita ini mengandung nilai pendidikan karakter, yakni nilai kesabaran dan keberanian yang dapat membentuk karakter anak bangsa.Kata kunci: cerita rakyat Mimika, intelektual, sastra anak, nilai karakter