Kritik Sosial pada Kumpulan Puisi Sarang Enggang Mata Borneo II

Main Author: Musfeptial, NFN
Other Authors: Balai Bahasa Kalimantan Barat
Format: Article info eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Kantor Bahasa Jambi , 2017
Subjects:
Online Access: https://jurnalmlangun.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/mlangun/article/view/2
https://jurnalmlangun.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/mlangun/article/view/2/2
Daftar Isi:
  • Karya sastra lahir dari olah pikir pengarang, apa yang ia lihat, rasakan, dan cermati dari lingkungan sekitarnya. Itulah yang tergambar dari Kumpulan Puisi Sarang Enggang Mata Borneo II. Berpijak dari itu maka penelitian ini berjudul Kritik Sosial pada Kumpulan Puisi Sarang Enggang Mata Borneo II. Masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimanakah kritik sosial pada Antologi Puisi Sarang EnggangMata Borneo II. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif dengan memanfaatkan teori sosiologi sastra dan didukung dengan pendekatan deskriptif analisis. Hasil kajian menunjukkan adanya kritik sosial pada beberapa puisi yang dijadikan sampel. Pada puisi dengan judul Ibu kritik sosial yang disampaikan penyair adalah akibat pembangunan yang tidak memperhatikan faktor sosial masyarakat berakibat sebagian masyarakattidak lagi memiliki ruang untuk berkreasi dan aktifi tas sosial. Puisi kedua yang berjudul Yang Terhormat Gubernur, pada dasarnya merupakan kritik kepada penguasa untuk tidak hanya memperhatikan PAD, tetapi juga memperhatikan kelangsungan hutan Kalimantan. Dari puisi Menggambar Kalimantan, ada dua kritik sosial yang ingin disampaikan penyair. Pertama, akibat tidak terjaganya hutan Kalimatan dengan baik,alam tidak lagi bersahabat. Kedua, dengan perkembangan teknologi, masyarakat desa mulai tercabut dari akar budayanya. Sementara itu, puisi Hikayat Lima Enggang memberikan kritik bahwa setelah hutan Kalimantan “rusak” yang teringal hanya sejarah dan cerita.