TRADISI NAIK GERUDO DALAM ADAT PERNIKAHAN DI DESA KEMBANG PASEBAN KECAMATAN MERSAM KABUPATEN BATANGHARI

Main Authors: Nur Hasriyanti, AS160970, Fiadi, Agus, Gunawan, Hendra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.uinjambi.ac.id/3204/1/SKRIPSI%20NUR%20HASRIYANTI%20WATERMARK.pdf
http://repository.uinjambi.ac.id/3204/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya kegelisahan penulis mengenai terjadinya perubahan sistem pelaksanaan dan sistem makna dalam tradisi naik gerudo dalam adat pernikahan di Desa Kembang Paseban Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana prosesi naik gerudo dilakukan, seperti apa perubahan yang terjadi pada tradisi naik gerudo dan apa faktor yang menyebabkan perubahan tradisi naik gerudo dalam adat pernikahan di Desa Kembang Paseban Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, menggambarkan dan menceritakan apa saja yang dialami penulis dengan mendeskripsikan dalam sebuah tulisan pada tradisi naik gerudo, data yang diperoleh adalah hasil wawancara mendalam bertempat di Desa Kembang Paseban Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi naik gerudo mengalami perubahan dari segi makna dan pelaksanaan tradisi naik gerudo, yang mana tradisi naik gerudo memiliki rangkaian yaitu pemikulan tandu gerudo, diiringi dengan grup kompangan dan nyanyian shalawatan, serta dikawal oleh manusia topeng. Namun sekarang manusia topeng yang diperankan oleh pemuda Desa Kembang Paseban jarang dipakai oleh masyarakat Desa Kembang Paseban dikarenakan telah terjadi perubahan pola perilaku anak muda. Begitupun simbol tandu yang berbentuk burung garuda. Masyarakat memaknai simbol tersebut memiliki makna pemuja dewa, padahal makna yang terdapat pada simbol burung gerudo itu adalah ketangguhan, keperkasaan lambang Negara dan di maknai pertukaran status lajang ke status berkeluarga. Perubahan tersebut di sebabkan karena perkembangan zaman dan terobsesi terhadap persepsi negatif dari masyarakat mengenai mitos Dewa Wisnu.