PERAN RUMAH TAHFIZH AL-QUR’AN SEBAGAI SARANA DAKWAH DALAM UPAYA PEMBERANTASAN BUTA AKSARA AL-QUR’AN (STUDI KASUS RUMAH TAHFIZH MAHIR QUR’AN RAYHANA MAULIDIA KOTA JAMBI)

Main Authors: ARIPIL KOBRI, UK. 131239, Rusydi, Muhammad, Batubara, Sahmin
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.uinjambi.ac.id/2703/1/SKRIPSI%20ARIPIL%20KOBRI%20-%20Dinni%20Computer.pdf
http://repository.uinjambi.ac.id/2703/
Daftar Isi:
  • Rumah tahfizh merupakan lembaga keagamaan yang memfokuskan pembelajaran al-Qur’an, sebagai lembaga al-Qur’an yang memiliki daya tarik tersendiri. Rumah Tahfizh diharapkan menjadi Sarana Dakwah yang benar-benar memberikan solusi terhadap re-generasi Islam agar lebih mementingkan pembelajaran al-Qur’an. Permasalahan ini berangkat dari data buta aksara al-Qur’an yang begitu besar, dan banyak berdiri Rumah Tahfizh di Kota Jambi. Eksisnya Rumah Tahfizh saat ini diharapkan menjadi Sarana yang tepat untuk pemberantasan buta aksara al-Qur’an. Metode yang digunakan kualitatif dan bersifat deskriftip-analitis. Adapun tujuan dari penelitian. Pertama, ingin mengetahui apa faktor terjadinya buta Aksara al-Qur’an. Kedua, ingin melihat bagaimana strategi dakwah yang dilakukan Rumah Tahfizh Mahir Qur’an Rayhana Maulidia dalam upaya pemberantasan buta Aksara al-Qur’an. Ketiga, ingin mengetahui sejauh mana peran yang dilakukan Rumah Tahfizh Mahir Qur’an dalam upaya pemberantasan aksara al-Qur’an. Hasil analisis yang telah dilakukan bahwasanya, Rumah Tahfizh Mahir Qur’an Rayhana Maulidia sebagai fasilitator yang memfasilitasi semua kegiatan belajar-mengajar. Dalam pelaksanaan tersebut Rumah Tahfizh memiliki strategi yang baik dalam upaya pemberantasan buta aksara al-Qur’an. Dan memiliki tenaga pengajar yang mumpuni dibidang al-Qur’an. Sedangkan peran yang dilakukan Rumah Tahfizh Rayhana Maulidia sangat efektif, sebagian besar santri sudah bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Namun yang harus penulis garis bawahi bahwa jumlah tenaga pengajar yang terbilang minim dengan jumlah santri yang ada , maka tenaga pengajar harus memiliki metode pembelajaran dan etos kerja yang baik, agar kegiatan belajar-mengajar lebih efektif. Kendala yang dihadapi oleh tenaga pengajar Rumah Tahfizh adalah tidak konsisten santri dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar