STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI KARET DI KECAMATAN BATIN XXIV KABUPATEN BATANG HARI

Main Authors: AHMAD RISWANTO, SIP151903, Hidayati, Rahmi, Fuhaidah, Ulya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.uinjambi.ac.id/2045/1/NIM%20SIP.151903_AHMAD%20RISWANTO_MANAJEMEN%20PEMERINTAHAN%20-%20win%20aramico.pdf
http://repository.uinjambi.ac.id/2045/
Daftar Isi:
  • Berdasarkan latar belakang masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Strategi Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Karet Di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari serta kendala apa saja yang di hadapi Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Karet Di Kecamatan Batin XXIV. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Tingkat kesejahteran petani masih dalam kondisi kesejahteraan rendah: Kriteria kesejahteraan menurut BPS menganalisis indikator tingkat kesejahteraan diantaranya adalah tingkat pendapatan, konsumsi atau pengeluaran rumah tangga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi. Kedua, adapun Strategi Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Karet Di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari diantaranya yaitu: Pembentukan Kelompok Tani, Pemberian Bibit Karet, Pengadaan Pupuk Bersubsidi, Memberikan Penyuluhan Tentang Penanaman Karet. Ketiga, adapun kendala yang dihadapi Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Karet di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari ialah: Kurangnya Kesadaran Petani Dalam Mengikuti Penyuluhan, Bantuan pupuk bersubsidi yang di peroleh petani di kecamatan Batin XXIV masih sangat minim, Gudang Pemasaran Jauh membuat petani harus menjual sedikit mengeluarkan bajaj, Bibit Karet yang Susah di dapat sehingga pemulihan ulang karet di lahan petani harus di tunda.