PRAKTIK MUSAQAH PADA PETANI KARET DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA TELUK KECIMBUNG KECAMATAN BATHIN VIII KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI
Main Authors: | ARAFIQ, EES150562, Tarmizi, A, Addiarrahman, Addiarrahman |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uinjambi.ac.id/1757/1/ARAFIQ%20EES150562%20-%20ARAFIQ%20ARAFIQ.pdf http://repository.uinjambi.ac.id/1757/ |
Daftar Isi:
- Teluk Kecimbung adalah sistem bagi hasil musaqah, bagi petani yang tidak mempunyai tanah mereka berkerja mengelola tanah petani lainnya yang mempunyai lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat menjelaskan bagaimana praktik kerjasama musaqah dan untuk dapat mengetahui bagaimana Kesejahteraan masyarakat setelah adanya kerjasama bagi hasil musaqah di Desa Teluk Kecimbung Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolangun. Metode penelitian yang digunakan adalah data kualitatif. Menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung, observasi dan dokumentasi. Menggunakan teknik analisis data meliputi Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem Bagi Hasil Musaqah kebun karet antara pemilik kebun karet dan penggarap yang dilakukan oleh masyarakat Desa Teluk Kecimbung Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolangun tidak bertentangan dengan hukum Islam karena sudah memenuhi syarat dan rukunnya, hanya saja dalam sistem perjanjiannya dilakukan secara lisan dan berdasarkan adat dan kebiasaan saja, sedangkan pembagian hasilnya dilakukan setelah selama tiga tahun tergantung dengan perjanjian antara kedua belah pihak, dengan menyebutkan yaitu 1/2 dan ada juga 1/3 dan juga ada bagi dua, sesuai dengan perjanjian yang mereka sepakati.