Perbedaan perilaku berisiko HIV pada pengguna NAPZA suntik ( penasun ) dewasa muda dan dewasa madya di Bandung , Malang, Medan tahun 2011 dan 2016(analisis lanjut survei terpadu biologis dan perilaku (STBP) 2011 dan 2015)
Main Authors: | Lestari, Andini Ayu / Pembimbing : Sutiawan, R. / Penguji : Herdayati, Milla, Afriana, Nurhalina |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Depok: FKMUI, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lib.fkm.ui.ac.id/file?file=digital/2017-9/127943-Andini Ayu Lestari-skripsi-fkm-naskah ringkas-2017.docx http://lib.fkm.ui.ac.id/file?file=digital/2017-9/127943-Andini Ayu Lestari-skripsi-fkm-fultek-2017 sec.pdf |
Daftar Isi:
- Kelompok Penasun merupakan kelompok berisiko HIV dengan agka prevalensi HIV lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok berisiko HIV lainnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku berisiko HIV pada Penasun dewasa muda dan dewasa madya di 3 kota di Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross sectional menggunakan data STBP tahun 2011 dan 2015. Sampel dalam penelitian ini adalah Penasun di kota Medan, Bandung, dan Malang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi HIV lebih tinggi pada Penasun dewasa madya, namun meningkat 10% pada Penasun dewasa muda. Analisis multivariabel menunjukkan perilaku berisiko yang dapat meningkatkan status HIV positif tahun 2011 pada Penasun dewasa muda adalah mulai menyuntik NAPZA pada usia ≤ 18 tahun, tidak mengurangi praktik setting basah, pernah melakukan hubungan seks, berhubungan seks dengan lebih dari 1 orang, dan tidak konsisten menggunakan kondom; sedangkan pertama kali menyuntik dan berhubungan seks pada usia ≤ 18 tahun dapat meningkatkan risiko HIV positif pada Penasun dewasa madya. Pada tahun 2015 perilaku berisiko yang dapat meningkatkan status HIV positif pada Penasun dewasa muda adalah menyuntik NAPZA pada usia ≤ 18 tahun, pinjam meminjam jarum, dan tidak konsisten menggunakan kondom; sedangkan pertama kali menyuntik pada usia ≤ 18 tahun, dan memiliki pasangan seks tidak tetap dapat meningkatkan risiko HIV positif pada Penasun dewasa madya. Perlu adanya peningkatan layanan pencegahan HIV ke Penasun dewasa muda dan intervensi terhadap jejaring Penasun. Kata kunci : Penasun, dewasa muda, dewasa madya, perilaku berisiko HIV IDU is population-at-risk that has the highest HIV prevalance in Indonesia. This study aims to know different risk behavior among young adult and middle-aged adult IDU in 3 cities in Indonesia. This study design is cross sectional by using IBBS data 2011 and 2015. Samples in this study were IDU in 3 cities in Indonesia that meet inclusion and exclusion criteria. The result shows that HIV prevalence is higher among middle-aged adult IDU, but increase 10% among young adult IDU. Multivariable analysis shows risk behaviors that increase risk of HIV positive among young adult IDU in 2011 are age at first injection ≤ 18 years, not reduce sharing drugs with water, ever had sex, and having multiple sex partners; whereas first injection and first had sex at ≤ 18 years old increase risk of HIV positive status among middle-aged adult IDU. In 2015, risk behaviors that increase HIV positive status among young adult IDU are age at first injection ≤ 18 years, sharing syringes to inject, and not consistent using condom; whereas first injection at ≤ 18 years old and having casual sex partner increase risk of HIV positive among middle-aged adult IDU. Prevention HIV services should be improved for young adult IDU and also network intervention should be improved. Keywords : IDU, young adult, middle-aged adult, hiv risk behavior