Analisis Perpindahan Kalor Pada Evaporator Dengan Variasi Udara Pada Alat Percobaan Saluran Udara
Main Author: | Arif Gunawan, . |
---|---|
Format: | Lainnya NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Universitas Pamulang
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unpam.ac.id/3482/1/COVER.docx http://eprints.unpam.ac.id/3482/2/BAB%20I.docx http://eprints.unpam.ac.id/3482/3/BAB%20II.doc http://eprints.unpam.ac.id/3482/4/BAB%20III.docx http://eprints.unpam.ac.id/3482/5/BAB%20IV.docx http://eprints.unpam.ac.id/3482/6/BAB%20V.docx http://eprints.unpam.ac.id/3482/7/JURNAL.docx http://eprints.unpam.ac.id/3482/ |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Analisis Perpindahan Kalor Pada Evporator Dengan Variasi Udara Pada Alat Percobaan Saluran Udara. Penelitian ini menguji dan menganalisa hasil perpindahan kalor evaporator dengan memvariasikan suhu pada pemanas (heater) dari 50oC, 60oC, 70oC sebagai beban pendingin dan kecepatan putaran blower evaporator dari 1800 Rpm, 2400 Rpm, 3000 Rpm. Berdasarkan grafik yang ditunjukkan oleh variasi putaran blower 1800 rpm, 2400 rpm, dan 3000 rpm menunjukan adanya pengaruh beban pendingin terhadap perpindahan panas yang terjadi di evaporator. Dimana perubahan yang terjadi bersifat parabolik. Semakin meningkat beban pendinginan yang berasal dari pemanas (heater) yang masuk ke evaporator, maka nilai laju perpindahan panas yang dihasilkan akan semakin besar pula. Didapatkan hasil pengaruh variasi beban pendingin terhadap variasi putaran blower evaporator, yaitu : Pada sample 50oC percobaan pertama 1800 rpm dengan beban pendingin yang berasal dari heater 50oC sebesar 1,662 kW dengan perpindahan kalor sebesar 1,659 kW, percobaan kedua 2400 rpm dengan beban pendingin 50oC sebesar 4,408 kW dengan perpindahan kalor sebesar 4,404 kW, dan percobaan ketiga 3000 rpm dengan beban pendingin 50oC sebesar 4,661 kW dengan perpindahan kalor sebesar 4,660 kW, serta didapatkan nilai COP terendah pada putaran blower 2400 rpm sebesar 1,67 pada beban pendingin 4,408 kW dan tertinggi pada putaran blower 3000 rpm sebesar 3,514 pada beban pendingin 4,661 kW.Pada sample 60oC percobaan pertama 1800 rpm dengan beban pendingin yang berasal dari heater 60oC sebesar 2,569 kW dengan perpindahan kalor sebesar 2,563 kW, percobaan kedua 2400 rpm dengan beban pendingin 60oC sebesar 3,804 kW dengan perpindahan kalor sebesar 3,803 kW, dan percobaan ketiga 3000 rpm dengan beban pendingin 60oC sebesar 5,417 kW dengan perpindahan kalor sebesar 5,415 kW, serta didapatkan nilai COP terendah pada putaran blower 1800 rpm sebesar 1,791 pada beban pendingin 2,569 kW dan tertinggi pada putaran blower 3000 rpm sebesar 5,015 pada beban pendingin 5,417 kW.Pada sample 70oC percobaan pertama 1800 rpm dengan beban pendingin yang berasal dari heater 70oC sebesar 3,007 kW dengan perpindahan kalor sebesar 3,000 kW, percobaan kedua 2400 rpm dengan beban pendingin 70oC sebesar 4,306 kW dengan perpindahan kalor sebesar 4,305 kW, dan percobaan ketiga 3000 rpm dengan beban pendingin 70oC sebesar 5,702 kW dengan perpindahan kalor sebesar 5,700 kW, serta didapatkan nilai COP terendah pada putaran blower 1800 rpm sebesar 1,534 pada beban pendingin 3,007 kW dan tertinggi pada putaran blower 3000 rpm sebesar 3,406 pada beban pendingin 5,702 kW.Ini menunjukan bahwa efektifitas kerja evaporator berlangsung dengan sangat baik. Dengan rata-rata kerja dari masing-masing putaran blower evaporator sebesar 99,8 %. Sehingga analisa perhitungan yang terjadi pada evaporator terlihat bahwa kerja evaporator berbanding lurus antara beban pendingin dengan laju perpindahan kalor. Serta besarnya angka COP menjadi acuan bahwa refrigeran yang digunakan pada sistem pendingin memiliki prestasi/kemampuan pendinginan yang baik. Kata kunci : Saluran udara, variasi putaran blower, variasi beban pendingin, perpindahan kalor, COP.