Kerjasama Triliteral Indonesia, Malaysia dan Filipina dalam Mengatasi Keamanan Maritim (Studi Kasus Pembajakan Abu Sayyaf Grup di Perairan Sulu)
Main Author: | Muliatama, Dinar Rizky |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
FISIP UAI - Hubungan Internasional
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.uai.ac.id/986/1/ http://eprints.uai.ac.id/986/ http://perpustakaan.uai.ac.id/index.php/cari/detailkoleksi/93668C09-9F70-4210-AFAE-F2C57A14726A |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mendeskripsikan permasalahan konflik di Filipina khususnya bagian Selatan, dimana memunculkan kelompok-kelompok pemberontak seperti MNLF, MILF, dan Abu Sayyaf. Permasalahan ini meluas menjadi kasus pembajakan yang disertai penyanderaan di perairan Sulu. Sehingga memunculkan pertanyaan, bagaimana upaya serta mekanisme yang dilakukan ketiga negara Indonesia, Malaysia, dan Filipina dalam mencegah tindakan pembajakan disertai penyanderaan. Penelitian ini berfokus pada periode 2013-2014 dan tujuan penelitian ini untuk mengetahui perkembangan hubungan kerjasama (bilateral maupun trilateral) yang dijalin antara negara-negara yang terkait dengan kasus ini. Teori yang digunakan adalah Grey Area Phenomena ketika akhirnya para pembajak ini mendapat perhatian khusus dari pembuat kebijakan di kawasan, yang kemudian timbul gagasan menjaga keamanan bersama dan diperkuat dengan konsep Maritime Security sebagai langkah-langkah negara terkait untuk menjaga keamanan laut yang aman. Selanjutnya metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik pengumpulan data library research dan wawancara. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hubungan yang telah dijalin oleh Indonesia, Malaysia, dan Filipina selama ini, menghasilkan sebuah kerjasama trilateral untuk menjaga keamanan maritim di perairan Sulu dari tindakan pembajakan. Kerjasama ini dibentuk sebagai respon ketiga negara ketika ASEAN tidak dapat mengatasi permasalahan keamanan di kawasan.