Kebijakan dan Kepentingan Amerika Serikat Terkait Kudeta Militer di Mesir Pada Tahun 2013
Main Author: | Sakinah, Dhania Putri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
FISIP UAI - Hubungan Internasional
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.uai.ac.id/980/1/ http://eprints.uai.ac.id/980/ http://perpustakaan.uai.ac.id/index.php/cari/detailkoleksi/16549563-597F-4660-99FF-93101C07D797 |
Daftar Isi:
- Amerika Serikat sebagai aktor utama dalam banyak permasalahan politik dunia selalu bergerak untuk mengamankan kepentingan nasionalnya. Sejak tahun 90-an, Timur Tengah semakin menjadi prioritas utama agenda politik luar negeri Amerika. Skripsi ini mencoba untuk menjelaskan motif Amerika dalam merespon kudeta Militer yang terjadi pada pemerintahan Muhammad Morsi pada 2013, dan menjelaskan motif Amerika Serikat Serikat yang membiarkan kelompok militer melakukan kudeta atas pemerintahan sah secara demokrasi di Mesir. Dukungan Amerika Serikat pada kelompok militer di Mesir dilakukan tanpa menggunakan invasi militer untuk menggulingkan Muhammad Morsi. kudeta militer ini bertujuan untuk melindungi kepentingan Amerika Serikat di Mesir. Dimana ketika Mursi naik ke partai FJP (Partai Kebebasan dan Keadilan) yang juga merupakan sayap politik organisasi Ikhwanul Muslimin, telah menjadi keprihatinan tersendiri bagi Amerika Serikat dan sekutunya. Oleh karena itu, Amerika Serikat merancang sebuah rencana untuk menggulingkannya. Amerika Serikat tidak pernah menyebut kasus Mesir sebagai kudeta dan masih melanjutkan bantuan luar negerinya ke pemerintahan baru Mesir (pemerintah militer). Peneliti telah merumuskan sebuah hipotesis yang dijawab bahwa fakta-fakta yang ditemukan dalam sikap Amerika Serikat disebabkan oleh kekhawatiran AS tentang bangkitnya kelompok politik Islam di Mesir dan ancaman kepada Israel jika Mesir dipimpin oleh Ikhwanul Muslimin yang memiliki sayap di Palestina, Hamas, yang terus menerus terlibat dalam konflik terbuka dengan Israel.