Daftar Isi:
  • Fraktur di Indonesia menjadi penyebab kematian terbesar ketiga dibawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis. Fraktur di RSUD Mangusada tahun 2015 sebanyak 1.589 kasus. Fraktur adalah terputusnya diskontinuitas tulang yang disebabkan oleh trauma. Setelah dilakukan tindakan konservatif post operasi ORIF pada pasien fraktur masalah keperawatan yang muncul yaitu gangguan mobilitas fisik yang merupakan keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien post operasi fraktur dengan gangguan mobilitas fisik di Ruang Janger RSUD Mangusada. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan teknik pengumpulan data pedoman dokumentasi. Jumlah subjek yang digunakan yaitu dua dokumen. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu pengkajian dari kedua subjek yaitu mengeluh kaki yang fraktur tidak bisa digerakkan dan merasa nyeri saat digerakkan, keterbatasan ROM. Diagnosa adalah gangguan mobilitas fisik. intervensi yang direncanakan secara umum sudah sesuai dengan teori. Implementasi yang dilakukan yaitu manajemen personal hygiene, manajemen mobilisasi: kelelahan, aktivitas. Evaluasi keperawatan yang digunakan yaitu metode pendokumentasian SOAP. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada pasien post operasi fraktur dengan gangguan mobilitas fisik.