GAMBARAN KADAR SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSMINASE PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA DI DESA KEKERAN MENGWI BADUNG
Daftar Isi:
- Gangguan pada hati dapat disebabkan oleh paparan zat kimia berbahaya seperti pestisida. Masuknya pestisida dapat menginduksi produksi serotonin dan histamine yang dapat memicu reaksi alergi dan menimbulkan senyawa baru yang lebih toksik. Pestisida yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami proses detoksifikasi oleh organ hati, sehingga hati sering kali dirusak oleh pestisida. Gangguan pada hati ditandai dengan meningkatnya kadar SGPT. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kadar SGPT pada petani pengguna pestisida dengan metode kinetik enzimatik sesuai IFCC. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik purposive sampling yang diambil pada petani pengguna pestisida di Desa Kekeran, Mengwi, Badung dengan besar sampel 14 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 12 orang (85,7%) memiliki kadar SGPT normal dan 2 orang (14,3%) memiliki kadar SGPT tinggi. Kadar SGPT tinggi paling banyak ditemukan pada responden dengan rentang usia 46-55 tahun dan rentang usia 56-65 tahun (7,15%), berjenis kelamin laki-laki (14,3%), tingkat pendidikan SD dan SMA (7,15%), tidak menggunakan APD (14,3%), melakukan penyemprotan pestisida >3 kali dalam seminggu (14,3%), melakukan penyemprotan pestisida selama 1-2 jam dan >2 jam dalam sekali menyemprot (7,15%). Bagi masyarakat diharapkan untuk menggunakan pestisida sesuai dengan takaran yang terdapat pada label pestisida, menggunakan APD lengkap saat melakukan penyemprotan pestisida, dan juga melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala.