Daftar Isi:
  • Latar belakang dilakukannya penelitian ini karena kayu secang memiliki kandungan fitokimia meliputi tanin, antosianin, flavonoid, brazilin, dan alkaloid yang berperan sebagai antibakteri untuk mencegah penyakit karies gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Streptococcus mutans merupakan bakteri yang dapat membentuk biofilm penyebab penyakit karies pada gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan daya hambat variasi konsentrasi ekstrak air rebusan kayu secang pada pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah One-Shot Case Study menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer dengan enam konsentrasi yaitu 0, 10, 15, 20, 25, dan 50%, kontrol kerja yang digunakan yaitu antibiotik Amoxicillin. Hasil yang didapatkan bahwa ekstrak air rebusan kayu secang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan rerata diameter zona hambat pada konsentrasi 0% (0 mm), 10% (8,7 mm), 15% (10,6 mm), 20% (10,3), 25% (12,1 mm), dan 50% (15,4 mm). Analisis statistik uji One Way Anova didapatkan nilai p (0,000)<α (0,05) sehingga menunjukkan adanya perbedaan daya hambat variasi konsentrasi ekstrak air rebusan kayu secang pada pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Dalam uji Least Significant Difference juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada masing-masing konsentrasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan daya hambat variasi konsentrasi ekstrak air rebusan kayu secang pada pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in vitro dengan zona hambat terendah yakni pada konsentrasi 10% (8.7 mm) dan zona hambat tertinggi pada konsentrasi 50% (15.4 mm).