HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN
Daftar Isi:
- THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTING AND STUNTING IN TODDLERS AGED 24-59 MONTHS ABSTRACT Bangli Regency in 2018 ranked first in Bali with a stunting prevalence of 43,2%. Stunting has an impact not only physically, but on cognitive function. This study aims to determine the relationship between parenting parents with the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months in Yangapi Village. This research is correlational analytic with cross sectional design. The samples were 22 respondents and were selected by purposive sampling. The results showed that more than half of toddlers were male (59,1%), mother's education is mostly junior high school graduates (31,8%), mother's work is mostly IRT (36,45) and 40,9% of mothers aged 20-25 years, classified as not stunting with democratic parenting (90,9%), permissive parenting (9,1%) while the stunting has a democratic parenting (100%). The number of toddlers with stunting nutrition status is 50% and normal toddlers are 50%. Fisher Exact test results showed p = 1,000 and r = 0,213. The conclusion there is no relationship between parenting parents with the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months in Yangapi Village and have a weak relationship. It is recommended to improve nutritional status since the preconception, during pregnancy, and during the growing period of the child to be able to reduce the incidence of stunting. Keywords: Stunting, Parenting, Toddler HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN ABSTRAK Pada tahun 2018, Kabupaten Bangli menduduki urutan pertama di Bali dengan prevalensi stunting 43,2%. Stunting berdampak tidak hanya secara fisik, tetapi kepada fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Yangapi. Jenis penelitian ini yaitu analitik korelasional dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling. Jumlah sampel yang didapat sebanyak 22 responden. Hasil penelitian didapatkan lebih dari setengah balita berjenis kelamin laki-laki (59,1%), pendidikan ibu sebagian besar tamat SMP (31,8%), pekerjaan ibu sebagian besar IRT (36,45) dan 40,9% usia ibu 20-25 tahun, tergolong tidak stunting memiliki pola asuh demokratis (90,9%), pola asuh permisif (9,1%) sedangkan yang stunting memiliki pola asuh demokratis (100%). Jumlah balita yang berstatus gizi stunting sebesar 50% dan balita normal 50%. Hasil uji Fisher Exact menunjukkan nilai p value 1,000 dan nilai r = 0,213. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan tidak ada hubungan antara pola asuh ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Yangapi dan memiliki keeratan hubungan yang lemah. Disarankan perlunya perbaikan status gizi sejak masa prakonsepsi, selama kehamilan, serta selama periode pertumbuhan anak untuk mampu menurunkan kejadian stunting. Kata kunci: Stunting, Pola asuh, Balita