Interaksi Sosial Masyarakat Plural Agama
Main Author: | Hanik, Umi |
---|---|
Format: | Book NonPeerReviewed |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Sufiks
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.iainkediri.ac.id/97/1/INTERAKSI%20SOSIAL%20MASYARAKAT%20.pdf http://repository.iainkediri.ac.id/97/3/2.%20PEER%20REVIEW_INTERAKSI%20SOSIAL%20MASYARAKAT.pdf http://repository.iainkediri.ac.id/97/4/3.%20CEK%20TURNITIN_INTERAKSI%20SOSIAL%20MASYARAKAT.pdf http://repository.iainkediri.ac.id/97/ |
Daftar Isi:
- Buku ini hadir berdasar dari penelitian saya di Desa Tanon Kecamatan Papar Kabupaten Kediri pada tahun 2006 silam. Bagi saya Desa Tanon adalah desa yang unik karena tingkat keberagamannya begitu tinggi. Dalam satu desa terdapat empat agama berbeda, Islam, Kristen, Katolik dan Hindu. Pluralitas agama tersebut bukanlah problem yang menghambat aktivitas sosial. Ia justru menjadi pemicu integrasi sosial. Masyarakat Desa Tanon bisa saling hidup damai, rukun, dan guyub. Kerja sama di berbagai sektor dapat terjalin oleh setiap individu yang berbeda agama sekalipun. Tingginya pluralitas agama di Desa Tanon bukan tanpa latar belakang. Peristiwa G 30 S PKI adalah salah satu pemicunya. Pasca peristiwa itu, agama Hindu, Kristen dan Katolik mulai dipeluk oleh masyarakat. Di satu sisi, Islam memang menjadi agama yang mayoritas dipeluk oleh masyarakat hingga saat ini. Tetapi, kendati demikian, umat muslim di Desa Tanon tidak menampakkan dirinya sebagai agama dominan yang intimidatif. Umat Islam justru menunjukkan sikap toleran, inklusif dan penuh welas asih terhadap kelompok agama minoritas. Masingmasing elite agama mampu menjadi stabilisator di tengahtengah masyarakat. Mereka menunjukkan sikap penuh keteladanan dengan menjunjung tinggi perdamaian. Penelitian yang saya lakukan memang telah lama, tepatnya 13 tahun silam. Tetapi, sampai saat ini Desa Tanon tetap seperti duhulu. Tidak ada pergolakan. Tidak ada percik konflik horizontal di tengah masyarakat. Kerukunan dan kedamaian tetap terjaga. Bagi saya, Desa Tanon adalah representasi wajah keindonesian kita. Nilainilai kebhinekaan mampu teraplikasikan dalam laku sosial masyarakat. Hadirnya buku ini diharapkan mampu memberi sumbangsih bagi masyarakat yang hidup di tengah pluralitas agama. Meski 13 tahun silam saya melakukan penelitian di Desa Tanon, setidaknya hal itu tetap relevan dalam konteks kehidupan kontemporer.