Daftar Isi:
  • Terapis merupakan salah satu jenis profesi yang banyak membutuhkan tenaga, selalu bersikap sabar dan telaten dalam memahami orang lain. Untuk seseorang yang mau menjadi terapis anak berkebutuhan khusus di perlukan konsep diri bekal mental terapis anak berkebutuhan khusus salah satunya memiliki kasih sayang, profesional, disiplin dan etika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber yang mempengaruhi konsep diri, dimensi-dimensi konsep diri dan gambaran konsep diri terapis anak berkebutuhan khusus. Metode yang digunakan melalui pendekatan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan (1) wawancara semi terstruktur (2) observasi (3) dokumentasi. Analisis data melalui 3 proses yaitu: (1) reduksi data (2) penyajian data (3) penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data melalui triangulasi dan teori. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kelima terapis anak berkebutuhan khusus di Pendidikan Autis Cahaya Harapan Rejomulyo, mempunyai kepercayaan terhadap dirinya sendiri untuk menjadi seorang terapis, tidak mudah merasa puas dengan kemampuan yang dimiliki dan terus belajar, dan dapat berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya seperti orang tua anak berkebutuhan khusus dan dengan sesama terapis, sehingga terapis memiliki konsep diri untuk menjadi seorang terapis.