Daftar Isi:
  • Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan sebuah persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang yang memiliki kecerdasan tersebut lebih bermakna dari pada lainnya. Guru Pendidikan Agama Islam adalah orang pertama yang membentuk dan membina kepribadian seorang siswa. Apabila dalam lingkungan sekolah seorang guru kurang memberi pemenuhan yang seimbang terhadap kebutuhan dan nilai yang memberi cara pandang terhadap individu dalam menjalani kehidupan, maka akan timbul pengaruh yang kurang baik. IQ dan EQ yang tinggi tanpa adanya kecerdasan spiritual maka kedua kecerdasan tersebut tidak akan berjalan secara optimal dan efektif. Dalam penelitian ini diambil rumusan masalah: (1) program apa saja yang ada di SMPN 1 Plosoklaten dalam membina kecerdasan spiritual siswa (2) apa manfaat program keagamaan terhadap kecerdasan siswa di SMPN 1 Plosoklaten (3) faktor apa saja yang mendukung dan menghambat guru PAI dalam membina kecerdasan spiritual siswa di SMPN 1 Plosokalten Penelitian ini merupakan penelitian di lapangan dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif deskriptif melalui tahapan reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian menunjukkan (1) Bentuk pelaksanaan pembinaan kecerdasan spiritual siswa meliputi: hubungan kepada Allah dengan membiasakan taat beribadah baik yang sunnah maupun yang wajib. Hubungan dengan sesama dengan terbiasa berlaku sopan, santun, menghormati dan menghargai orang lain.hubungan dengan diri sendiri menjaga merawat tubuh dan mematuhi tata tertib. (2) Manfaat program kegamaan terhadap kecerdasan spiritual siswa yang terbangun meliputi, siswa disiplin dalam mengikuti semua kegiatan disiplin, mampu, memiliki sikap yang baik terhadap bapak ibu guru, rasa sosial terhadap sesama semakin tinggi. (3) Faktor pendukung dan penghambat pembinaan kecerdasan spiritual siswa meliputi: teladan dalam diri guru, kerjasama dan dukungan orang tua, sarana yang lengkap. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi: tingkat kecerdasan dan kemampuan yang berbeda, tingkat kesadaran siswa, waktu, terbatasnya pengawasan.