Tawaduk Santri Terhadap Asa>tidhah (Studi Komparatif Antara Pondok Pesantren Darussalam Lirboyo Kediri dan Pondok Pesantren Darun Najah Semen Kediri)
Daftar Isi:
- Seiring berkembangnya zaman yang semakin maju, pondok pesantren merupakan lembaga yang tetap eksis sampai sekarang. Di pondok pesantren, para santri diberikan gemblengan tentang bagaimana berakhlak mulia. Salah satu akhlak mulia, yaitu tawaduk. Peneliti melakukan penelitian didua pondok pesantren Darussalam dan Darun Najah, dikarenakan kedua pondok pesantren ini mempunyai beberapa kesamaan dalam hal tata tertib. Didua pondok pesantren ini juga mengkaji kitab yang membahas tentang akhlak. Di PPDS mengkaji kitab akhlak dengan kitab ta’lim muta’allim, pengkajian kitab ini langsung dengan Bapak Kyai. Kajiannya pun ketika bulan Ramadhan dengan metode kilatan. Sedangkan di PPDN mengkaji kitab akhlak tidak langsung dengan Bapak Kiai, melainkan dengan asa>tidhah dengan tingkatan yang berbeda. Penelitian ini dimaksudkan: Pertama, menjelaskan tawaduk santri terhadap asa>tidhah di PPDS Lirboyo Kediri dan PPDN Najah Semen Kediri. Kedua, untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tawaduk santri terhadap asa>tidhah di PPDS dan PPDN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan ta’lim muta’allim. Di sini peneliti berperan sebagai observer partisipan. Sumber data primer didapatkan dari santri di masing-masing pondok pesantren. Metode pengumpulan data, yaitu: wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data kualitatif, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata terdapat perbedaan dan persamaan tawaduk santri terhadap asa>tidhah. adapun persamaan antara PPDS dan PPDN adalah para santri menerima nasehat dari asa>tidhahnya, santri berusaha menjaga aib asa>tidhahnya, ketika kegiatan belajar mengajar para santri mendengarkan dan memperhatikan, ketika santri ingin bertanya meminta izin terlebih dahulu kepada asa>tidhahnya, dan santri menjalankan perintah dari asa>tidhahnya. Sedangkan perbedaannya yaitu: apabila berpapasan dengan asa>tidhah santri di PPDS menundukkan kepala, sedangkan di PPDN dengan menyapa terlebih dahulu. Ketika bertutur kata dengan santri PPDS menggunakan bahasa krama inggil, sedangkan santri PPDN menggunakan bahasa Indonesia. Adapun faktor yang mempengaruhi tawaduk santri terhadap asa>tidhah adalah: Di PPDS faktornya yaitu: faktor lingkungan, pengetahuan santri tentang pentingnya mencari ilmu dan kepribadian asa>tidhah. Sedangkan di PPDN faktornya yaitu: faktor lingkungan, kepribadian asa>tidhah, dan pengetahuan santri tentang pentingnya mencari ilmu.