Daftar Isi:
  • Merosotnya tatakrama, tata pergaulana dan tata kehidupan siswa baik di Madrasah maupun lingkungan masyarakat merupakan salah satu masalah pendidikan yang harus dicermati dan diatasi oleh semua pihak yang peduli terhadap masa depan bangsa. Siswa harus dibantu agar apa yang mereka terima dari sekolah dapat menjadi bekal guna anggota masyarakat yang mandiri dan mampu menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam kondisi seperti ini, pelayanan bimbingan konseling sekolah sangat penting untuk membantu siswamengatasi masalah yang dihadapinya guna meningkatkan mutu individu dan lembaga pendidikan. Indonesia sendiri sudah menjadi pusat pemakai narkoba terbanyak, baik itu kalangan tua dan muda (pelajar). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apa saja upaya guru bimbingan konseling dalam mencegah penyalahgunaan narkoba, dan mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penyalahgunaan narkoba di SMAN 6 Kediri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunkan tiga metode pengumpulan data, yaitu metode observasi partisipan, wawancara terstruktur dan dokumentasi. Jenis data dalam penelitian ini yaitu katakata dan tindakan dan sumber tertulis. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan teknik deskriptif dengan membuat gambaran yang sistematis dan factual dan analisisnya dilakukan melalui tiga jalur yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Untuk pengecekan keabsahan data menggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan triangulasi. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Upaya guru bimbingan konseling dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di SMAN 6 Kediri yaitu, mengadakan penyuluhan, memasukkan materi narkoba dalam program belajar, membuat suatu layanan. 2) Faktor pendukung dan penghampat dalam mencegah penyalahgunaan narkoba, pendukungnya: guru bimbingan bekerja sama dengan kepala sekolah dan mata pelajaran, guru bimbingan bekerjasama dengan pihak BNN, guru BK bekerjasama dengan orang tua siswa. Penghambat, siswa yang sulit terbuka dan kurangnya ruang BK.