Daftar Isi:
  • Fenomena yang ada pada saat ini banyak terjadi di lingkungan Pondok Pesantren Al - Amien, yaitu santri - santri yang baru masuk lingkungan Pondok tetapi mereka belum dapat beradaptasi dengan lingkungan. Yakni ketika santri berbaur dengan santri lainnya dan mereka berada dalam sebuah lingkungan yang sama maka secara tidak langsung mereka akan berusaha mengikuti kebiasaan santri pada umumnya. Karena mereka masih terbawa kebiasaan di rumah tapi mereka berusaha mengikuti apa yang ada di lingkungan tersebut. Berkaitan dengan hal itu, salah satu tokoh modern yaitu Peter L. Berger dan Thomas Luckmann sudah menjelaskan tentang konstruksi sosial di masyarakat dengan melihat fenomena – fenomena yang ada lingkungan Pondok Pesantren. Untuk mengetahui konstruksi sosial santri terhadap pelanggaran di pondok pesantren, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan metode pengamatan (Observasi), Wawancara (interview), dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, kemudian penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari penelitian yang telah dilakukan memperoleh hasil bahwa konstruksi tata tertib santri terhadap pelanggaran di pondok pesantren di peroleh dari tiga tahapan cara : Pertama, Tahapan Eksternalisasi, yaitu santri melakukan pelanggaran karena tidak terbiasa berada di Pondok Pesantren dan belum bisa beradaptasi secara penuh. Kedua, Tahapan Objektivikasi, yaitu menjelaskan pelanggaran yang dilakukan dengan berbagai bentuk hukuman yang diberikan, seperti pelanggaran berat, pelanggaran sedang, pelanggaran ringan. Ketiga, Tahapan Internalisasi, dimana dalam tahapan ini, santri memahami atas pelanggaran yang dilakukan baik hukuman yang diberikan kepada santri berupa peraturan tertulis maupun tidak tertulis.