Inkulturasi Ajaran Agama Katolik Dengan Budaya Jawa (Studi Kasus: Gereja Santa Maria Desa Puhsarang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri)
Daftar Isi:
- Hubungan agama dan budaya selalu berjalan beriringan. Pada perkembangannya agama dan budaya saling berhubungan dan menimbulkan pengaruh timbal balik yang mana selalu berjalan dinamis di kehidupan manusia. Ketika agama datang dan memasuki suatu kepercayaan lain ataupun kebudayaan masyarakat pasti akan menimbulkan dampak positif bahkan negatif. Sekalipun adanya penerimaan dari masyarakat sekitar pasti melalu proses tahapan penyesuian. Penyesuaian ini berupa Inkulturasi. Inkulturasi merupakan suatu pengintegrasian pengamalan kristiani gereja ke dalam kebudayaan setempat. Gereja Santa Maria Puhsarang merupakan suatu bentuk dari perwujudan praktik Inkulturasi. Dengan melihat bagaimana perwujudan hasil bentuk dan praktik ritual dari Inkulturasi dan pendapat jemaat tentang adanya Inkulturasi di Gereja Santa Maria Penelitian ini menggunakan teori Ary A. Roest Crollius yang menyatakan bahwa Inkulturasi merupakan proses gereja selama memasuki kebudayaan setempat. Inkulturasi menurut Roest Crollius dibedakan menjadi tiga tahapan yaitu translation (penerjemah), assimilation (penyesuaian), transformation (perubahan). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, difokuskan kepada proses Inkulturasi yang terjadi di Gereja Santa Maria Puhsarang. Dengan menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menggunakan subjek/informan penelitian sebanyak 8 orang. Dengan menggunakan tahapan analisis data dan pengecekan keabsahan data. Dari hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa proses Inkulturasi yang terjadi di Gereja Santa Maria Puhsarang merupakan suatu integrasi pada iman kristiani dan kebudayaan setempat yaitu budaya jawa. Inkulturasi mengungkapkan jati diri kristiani kedalam unsur-unsur kebudayaan tetapi tetap mempunyai karakteristik tersendiri. Di Gereja Puhsarang inkultuasi melahirkan beberapa hasil dengan budaya jawa yang berupa arsitektur, alat, musik, bahasa dan pakaian adat. Beberapa jemaat pasti ada yang pro dan kontra tetapi terlepas dari semua itu proses inkulturasi tetap berlangsung sampai sekarang tampa adanya perselihan pihak manapun.