Daftar Isi:
  • Kata Kunci: Strategi, Kesadaran Beribadah Ibadah merupakan tindakan yang urgen bagi setiap manusia. Sebenarnya tujuan di ciptakan manusia ini tidak lain hanyalah beribadah kepada Allah. Namun realitasnya, di era globalisasi saat ini grafik jumlah kenakalan/kriminalitas remaja setiap tahunnya cukup memprihatinkan. Salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja semakin menggila. Sehingga mendorong peneliti untuk untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Strategi Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Meningkatkan Kesadaran Beribadah Siswa Di SMPN 02 Ponggok Kab. Blitar”. Fokus penelitian ini adalah 1) Bagaimana kesadaran beribadah siswa di SMPN 02 Ponggok Kab. Blitar? 2) Bagaimanakah strategi guru pendidikan agama islam (PAI) dalam meningkatkan kesadaran beribah siswa di SMPN 02 Ponggok Kab. Blitar? 3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa?. Sedangkan tujuan penelitian adalah 1) untuk mengetahui kesadaran beribadah siswa di SMPN 02 Ponggok Kab. Blitar. 2) untuk mengetahui strategi guru pendidikan agama islam (PAI) dalam meningkatkan kesadaran beribah siswa di SMPN 02 Ponggok Kab. Blitar. 3) untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian Mix Method. Penelitian dilaksanakan di SMPN 02 Ponggok Kab. Blitar dengan sumber data diperoleh dari waka kurikulum, guru PAI, Guru Mapel, siswa. Prosedure pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, serta angket. Tahap-tahap penelitian melalui tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan. Dalam penelitian adalah: 1) Kesadaran beribadah siswa di SMPN 02 Ponggok sesuai dengan indikator kesadaran beribadah yaitu 33,1% Sangat Tinggi, 63,1% Tinggi dan 3,8% Cukup hal ini juga dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstren. 2) Strategi guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa melalui keteladanan, pembiasaan, pemberian nasehat, pemberian hukuman, absensi kegiatan sholat berjama’ah, mencipatakan suasana religius. 3) Faktor pendukung: sarana/prasarana, jadwal sholat berjama’ah, Koordinasi yang baik, ekstrakulikuler BTQ. b. faktor penghambat: kesadaran yang beragam, fasilitas praktek ibadah, perhatian orang tua.