Daftar Isi:
  • Kekerasan dalam rumah tangga merupakan suatu tindak pidana yaitu berbuat sewenang-wenang terhadap orang-orang yang dianggap bersalah karena melakukan suatu kejahatan. Kekerasan dalam rumah tangga dapat disebabkan oleh banyak faktor baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal karakter pelaku kekerasan yang cenderung emosi, keretgantungan, ekonomi, pihak ketiga dalam rumah tangga, keadaan ekinomi, dan komunikasi yang berjalan dengan tidak baik. Faktor eksternal adalah budaya yang memandang perempuan sebelah mata dan kesalahan penafsiran ajaran agama dalam masyarakat. Fokus Penelitian ini adalah: 1).Bagaimana proses penyelesaian KDRT di Majlis Agama Islam Pattani? 2).Bagaimana Dasar Hukum di Majlis Agama Islam Pattani ? Tujuan penelitian ini adalah 1).Untuk mengetahui proses penyelesaian KDRT di Majlis Agama Islam Patani 2).Untuk mengetahui Dasar Hukum di Majlis Agama Islam Pattani Metode penelitan yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif. Teknik pengupulan data dan menggnakan 1). Wawancara, 2). Dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan 1).Mereduksi data (data reduction). 2). Penyajian data (data display). 3). Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian adalah 1). Cara penyelesaian KDRT di Majlis Agama Islam Pattani adalah keruang mediasi untuk berdamai. Seandainya masalah yang diungkapan bisa diselesaikan pihak hakim akan langsung damai di antara dua pihak. Jika tidak bisa berdamai di antara dua pihak, harus membawa saksi terdiri dari 1 lelaki 2 perampuan. Dan prosenya pengajuan perkara KDRT di Majlis Agama Islam Pattani adalah pertama kali pergi kemeja pengaduan untuk pengadu, maka Meja pengajuan dicatat untuk pelapur dan pengaduan di terus kepada ketua Majlis dan ketua Majlis menetapkan Majlis Hakim yang akan menyidangkan perkara tersebut. Ketua Majelis Hakim yang ditunjuk, segera menetapkan hari sidang. 2). Dasar Hukum di Majlis Agama Islam Pattani adalah Berpengang kepada alquran al-sunnah Ijma’ dan kiyas dan mengikut Manhaj ahli Sunnah Wal Jamaah (Madzhab Syafi’i).