Pengembangan Daerah Pariwisata melalui Pemanfaatan Upacara Adat Rambu Solo Kabupaten Toraja Utara
Main Authors: | Rilatupa, James, Siahaan, Uras , Sudarwani, Margareta M. |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia
, 2020
|
Online Access: |
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/cs/article/view/1509 http://ejournal.uki.ac.id/index.php/cs/article/view/1509/1307 |
Daftar Isi:
- Burial ceremonies have become very important icons for tourism in Toraja, especially North Toraja. All the attention of the population, including the North Toraja Regional Government will be focused on this ritual activity. Houses (Tongkonan) and Lumbung Padi (Alang) buildings are maintained and maintained to carry out the ceremony, so that the existence of these traditional houses is maintained. In research on the preservation of the burial ceremony building, the principles of conservation and revitalization of the ceremonial building have been conveyed. In Community Service Activities, the PPM team of the UK PPs Masters of Architecture Study Program has conducted several counseling on issues of conservation and revitalization of the Funeral Complex. The funeral ceremony tradition also has a negative impact on the use of vast land, the problem of environmental preservation and unlimited use of bamboo material, which should be preserved and cultivated. In addition, building maintenance techniques and the use of other materials that are more sustainable will be one way to preserve and cultivate bamboo plants. With the development of building techniques and funeral implementation systems, this tradition will continue to be preserved and the cost of the funeral can be an alternative to saving the cost of the funeral Keywords: . Funeral Ceremony, Building preservation,Rambu Solo
- Upacara penguburan telah menjadi ikon yang sangat penting bagi pariwisata di Toraja, terutama Toraja Utara. Seluruh perhatian penduduk, termasuk Pemerintah Daerah Toraja Utara akan terpusat kepada kegiatan ritual ini. Bangunan Rumah (Tongkonan) dan Lumbung Padi (Alang) tetap terpelihara dan dijaga untuk melaksanakan upacara tersebut, sehingga keberadaan Rumah tradisional tersebut tetap terjaga keberlanjutannya. Dalam penelitian tentang pelestarian bangunan upacara pemakaman ini telah disampaikan prinsip konservasi dan revitalisasi bangunan upacara tersebut. Dalam Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat, tim PPM Program studi Magister Arsitektur PPs UKI telah dilakukan beberapa penyuluhan tentang masalah konservasi dan revitalisasi KomplekUpacara Pemakaman tersebut. Tradisi upacara pemakaman tersebut juga membawa dampak negative pada pemakaian lahan yang luas, masalah pelestarian lingkungan dan penggunaan bahan bambu yang tidak terbatas, yang seharusnya dapat dilestarikan dan dibudidayakan. Selain itu juga, teknik perawatan bangunan dan pemakaian bahan lain yang lebih berkelanjutan akan menjadi salah satu cara pelestarian dan budidaya tanaman bambu. Dengan pengembangan teknik membangun dan system pelaksanaan pemakaman, maka tradisi ini tetap akan terpelihara dan biaya upacara pemakaman dapa tmenjadi alternative penghematan biaya upacara pemakaman. Kata Kunci: Upacara Pemakaman, Pelestaran Bangunan dan Rambu Solo