Victim Blaming Dalam Pemberitaan Tribunnews.Com: Studi Resepsi Pembaca Perempuan Pekerja Terhadap Pemberitaan Kriminalitas Kekerasan Perempuan
Main Author: | Agata, Agata |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://kc.umn.ac.id/5076/5/HALAMAN%20AWAL.pdf http://kc.umn.ac.id/5076/6/BAB%20I.pdf http://kc.umn.ac.id/5076/1/BAB%20II.pdf http://kc.umn.ac.id/5076/1/BAB%20III.pdf http://kc.umn.ac.id/5076/4/BAB%20IV.pdf http://kc.umn.ac.id/5076/3/BAB%20V.pdf http://kc.umn.ac.id/5076/2/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://kc.umn.ac.id/5076/7/LAMPIRAN.pdf http://kc.umn.ac.id/5076/ |
Daftar Isi:
- Victim blaming merupakan isu yang masih terjadi di pemberitaan media di Indonesia. Dari penulisan judul berita, pemilihan diksi berkonotatif, dan pelabelan yang cenderung menyalahkan korban. Format pemberitaan seperti ini tidak adil dan merugikan korban. Victim blaming memberatkan korban atas musibah yang menimpanya dan menempatkan tindakan pelaku sebagai hal yang lumrah. Cara berpikir ini sudah ada di masyarakat yang dapat dirunut dari budaya patriarki di Indonesia dan semakin disebar luaskan melalui pemberitaan media tertentu di Indonesia salah satuya Tribunnews.com. Ini menjadi sebuah fenomena global yang penting untuk ditanggapi secara serius oleh masyarakat. Penelitian berjudul “Victim Blaming dalam Pemberitaan Tribunnews.com: Studi Resepsi Pembaca Perempuan Pekerja terhadap Pemberitaan Kriminalitas Kekerasan Perempuan”. bertujuan untuk mencari tahu bagaimana pemberitaan kriminalitas kekerasan perempuan dimaknai oleh pembacanya. Metode yang digunakan adalah studi resepsi oleh Stuart Hall dengan membagi pemaknaan khalayak dalam tiga kelompok yaitu dominan, negosiasi dan oposisi. Dari kelima narasumber yang diteliti, terdapat dua narasumber yang cenderung berada pada posisi oposisi dalam memaknai pemberitaan kriminalitas kekerasan perempuan karena dapat mengidentifikasi adanya victim blaming dalam berita tersebut. Sementara tiga dari lima narasumber cenderung tidak dapat mengidentifikasi victim blaming sehingga berada pada posisi dominan-negosiasi dalam memaknai pemberitaan kriminalitas kekerasan perempuan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa masih banyak kaum perempuan kelas menengah yang belum paham dan menyadari isu victim blaming.