Objektivitas pemberitaan yang ditulis oleh wartawan media online penerima amplop: Studi analisis isi pemberitaan sidang pra peradilan Suryadharma Ali atas dugaan kasus korupsi dana haji

Main Author: Fitra, Laurencia Andala Paska
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://kc.umn.ac.id/208/1/HALAMAN%20AWAL.pdf
http://kc.umn.ac.id/208/2/BAB%20I.pdf
http://kc.umn.ac.id/208/3/BAB%20II.pdf
http://kc.umn.ac.id/208/4/BAB%20III.pdf
http://kc.umn.ac.id/208/5/BAB%20IV.pdf
http://kc.umn.ac.id/208/6/BAB%20V.pdf
http://kc.umn.ac.id/208/
Daftar Isi:
  • Independensi merupakan salah satu kunci bagi wartawan untuk dapat menghasilkan pemberitaan yang objektif. Namun, banyaknya upaya dari pihak luar untuk menggoyahkan independensi wartawan lewat suap, serta kurangnya kesadaran wartawan akan hal tersebut membuat independensi wartawan menjadi dipertanyakan. Fenomena suap atau yang biasa dikiaskan dengan amplop memang bukan hal baru, masalah ini telah ada sejak lama dan masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Penelitian kuantitatif deskriptif berjudul Objektivitas Pemberitaan yang Ditulis oleh Wartawan Media Online Penerima Amplop (Studi Analisi isi Pemberitaan Sidang Pra Peradilan Suryadharma Ali atas Dugaan Kasus Korupsi Dana Haji Tanggal 30 Maret – 8 April 2015) ini berusaha mengukur seberapa besar tingkat objektivitas berita yang dibuat oleh wartawan penerima amplop terkait kasus tersebut. Dari 118 berita dari lima media yang dianalisis, jika digambarkan dalam ratarata angka, maka objektivitas pemberitaan Okezone.com adalah sebesar 87,18%, Tribunnews.com 90,81%, Detik.com 93,17%, Republika.co.id 89%, dan Liputan6.com 94%. Dari hasil tersebut, ketidakobjektivitasan berita paling banyak ditemui dalam variabel misspelling serta variabel cover both sides. Pemberitaan kelima media tersebut terlihat cenderung lebih berat ke sisi sumber berita yang memberi amplop.