Beda Produksi Artikel Majalah dan Situs National Geographic Indonesia
Main Author: | Aditya Kurniawan, Daniel |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://kc.umn.ac.id/15409/1/HALAMAN_AWAL.pdf http://kc.umn.ac.id/15409/2/DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://kc.umn.ac.id/15409/3/BAB_I.pdf http://kc.umn.ac.id/15409/4/BAB_II.pdf http://kc.umn.ac.id/15409/5/BAB_III.pdf http://kc.umn.ac.id/15409/6/BAB_IV.pdf http://kc.umn.ac.id/15409/7/LAMPIRAN.pdf http://kc.umn.ac.id/15409/ |
Daftar Isi:
- Perubahan iklim sudah terjadi, namun beruntung saat ini belum pada titik terparahnya. Setiap pihak punya perannya masing-masing untuk mencegah bencana massal ini terjadi pada titik terparahnya, mulai dari individu, komunitas, pemerintah, pelaku bisnis, dan tidak terkecuali instansi pers. Ketika mayoritas media massa menyajikan sudut pandang dan nada berita soal masalah lingkungan dengan menekan para pemangku kepentingan, NGI menghadap arah yang berbeda, menjuju kepada individu pembacanya, sesuai dengan âmission statement-ânya yakni, âKami meyakini kekuatan ilmu pengetahuan, penjelajahan, dan cara bertutur untuk mengubah dunia.â Reporter National Geographic Indonesia diberi amanah untuk bertugas sebagai reporter departemen majalah dan reporter NGI âonline sekaligus. Fakta ini membuat penulis bisa membandingkan secara langsung bagaimana masing-masing proses produksi artikel untuk majalah dan situs ânationalgeographic.co.id. âOleh karena pembaca harus membayar sejumlah uang sebelum dapat menikmati konten National Geographic yang ada di majalah, proses produksi artikelnya pun lebih panjang. Terdapat tahap evaluasi data oleh âmanaging editorâ, penyuntingan gaya bahasa oleh âtext editorâ, dan penyesuaian visual oleh âvisual editor, âdimana proses itu tidak terdapat pada proses produksi artikel di NGI âonline.