Praktik Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sumber Informasi oleh Penyandang Tunanetra dalam Konteks Literasi Media dan Informasi
Main Author: | Putri Riyanto, Galuh |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://kc.umn.ac.id/15179/1/HALAMAN_AWAL.pdf http://kc.umn.ac.id/15179/2/DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://kc.umn.ac.id/15179/3/BAB_I.pdf http://kc.umn.ac.id/15179/4/BAB_II.pdf http://kc.umn.ac.id/15179/5/BAB_III.pdf http://kc.umn.ac.id/15179/6/BAB_IV.pdf http://kc.umn.ac.id/15179/7/BAB_V.pdf http://kc.umn.ac.id/15179/8/LAMPIRAN.pdf http://kc.umn.ac.id/15179/ |
Daftar Isi:
- Oleh: Galuh Putri Riyanto Penyandang tunanetra merupakan khalayak pengguna media sosial yang memiliki kebutuhan khusus dalam mengakses informasi. Sayangnya, media sosial yang saat ini dijadikan sumber informasi oleh kebanyakan orang, masih belum ramah terhadap penyandang tunanetra. Misalnya informasi berbasis visual yang belum dilengkapi dengan alternative text sebagai deskripsi. Padahal, alternative text dapat membantu penyandang tunanetra untuk mendapatkan informasi yang lebih komprehensif dan utuh dari konten visual. Akibatnya, penyandang tunanetra tidak dapat menggunakan dan memanfaatkan informasi di media sosial seluas-luasnya untuk kebutuhannya. Kondisi ini diperparah dengan maraknya penyebaran hoaks di media sosial. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memotret praktik pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi oleh penyandang tunanetra menggunakan konsep literasi media dan informasi UNESCO. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah empat orang penyandang tunanetra yang aktif menggunakan media sosial. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa keempat informan merupakan khalayak aktif dalam aspek akses karena menggunakan beberapa macam media sosial di antaranya Facebook, Instagram, dan Whatsapp. Mereka menggunakan media sosial untuk berbagai tujuan seperti mencari informasi, berkomunikasi, dan berekspresi. Saat memanfaatkan media sosial, keempat informan menemui tantangan di antaranya minimnya teks deskripsi (alternative text) pada konten visual. Walaupun masih ada kendala dalam mengakses dan menginterpretasikan konten visual, keempat informan sudah cukup aktif melakukan pembandingan atau pengecekan silang informasi apabila informasinya tersebut menarik, penting, atau relevan bagi mereka. Dari aspek produksi dan kreasi informasi, keempat informan termasuk dalam khalayak yang aktif karena kerap membagikan informasi terkait minat, bakat, dan aktivitas kesehariannya. Salah satu informan juga aktif membuat informasi terkait tunanetra di saluran Youtube-nya.