Implementasi Strategi Komunikasi Internal PT HM Sampoerna Tbk. dalam Menginternalisasikan Budaya Self Learning Perusahaan (Studi Kasus Digital Learning Platform #AdaWaktunyaBelajar)
Main Author: | Melrose, Melrose |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://kc.umn.ac.id/14724/1/HALAMAN_AWAL.pdf http://kc.umn.ac.id/14724/2/DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://kc.umn.ac.id/14724/3/BAB_I.pdf http://kc.umn.ac.id/14724/4/BAB_II.pdf http://kc.umn.ac.id/14724/5/BAB_III.pdf http://kc.umn.ac.id/14724/6/BAB_IV.pdf http://kc.umn.ac.id/14724/7/BAB_V.pdf http://kc.umn.ac.id/14724/8/LAMPIRAN.pdf http://kc.umn.ac.id/14724/ |
Daftar Isi:
- Sebagai perusahaan rokok terbesar di Indonesia, PT HM Sampoerna Tbk. berusaha mengimplementasikan nilai-nilai perusahaan THRIVE â Signature for Leadership menjadi budaya perusahaan yang diintegrasikan dalam budaya self learning karyawannya yang tersebar di kantor dan pabrik di seluruh Indonesia. Strategi komunikasi internal dengan program #AdaWaktunyaBelajar (AWB), sebuah digital learning platform, diharapkan dapat menginternalisasikan budaya perusahaan di mana karyawan dapat belajar secara mandiri dengan platform yang telah disediakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan implementasi dan tahapan strategi komunikasi program AWB menggunakan model perencanaan komunikasi ACADA. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan studi kasus serta teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi pustaka. Penelitian ini menemukan bahwa strategi komunikasi meliputi sejumlah tahap dimulai dari merumuskan latar belakang masalah: era transformasi dan budaya learning yang sudah ada sedari dulu belum diterapkan secara intensif; assessment dengan merumuskan kebutuhan karyawan secara searah, memprioritaskan target audience untuk karyawan di kantor pusat, merancang key message #AdaWaktunyaBelajar dan fitur program dengan gimmick points & rewards, serta penggunaan media intranet yang membuka akses lebih luas bagi seluruh karyawan; eksekusi program dengan campaign online dan offline; hingga evaluasi secara kuantitatif. Setelah berjalan selama hampir satu tahun, berdasarkan evaluasi access rate dan engagement rate, 30% dari 9000 karyawan telah mulai belajar mandiri.