Daftar Isi:
  • Budaya konsumerisme merupakan identitas diri yang menjadi sebuah refleksi dari "gaya hidup" yang berkaitan erat dengan merek, produk, serta dengan sikap dan perilaku terkait dengan di mana kita berbelanja, bagaimana kita membeli, dan apa yang kita makan, pakai, serta konsumsi. Dengan kata lain,budaya konsumerisme juga merupakan budaya belanja yang proses perubahan dan perkembangbiakannya didorong oleh hasrat dan keinginan, ketimbang dengan kebutuhannya Tujuan dari skripsi ini adalah melihat representasi budaya konsumerisme dalam lagu “Belanja Terus Sampai Mati” dari band Efek Rumah Kaca. Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif dengan sifat deskriptif, dan menggunakan analisis semiotika dari Ferdinand de Saussure. Instrumen dari penelitian ini merupakan lirik dari lagu tersebut. Analisis semiotika ini dilihat dari penanda dan petanda yang terdapat dari lirik tersebut serta didukung dengan analisis form dan content yang ada. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa representasi budaya konsumerisme dalam lagu ini terjadi di dalam masyarakat urban dimana masyarakat seringkali membelanjakan sesuatu tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Hasrat dalam membeli suatu barang hanya untuk memuaskan keinginan di dalam diri mereka. Faktor lingkungan serta zaman merupakan salah satu penyebab masyarakat membeli suatu barang karena suatu trend yang terjadi di dalam lingkungannya. Akibatnya, rasa bangga akan diri sendiri memicu diri mereka ke dalam rasa angkuh dan ingin diakui oleh orang-orang di sekitarnya dan termakan oleh budaya konsumerisme itu sendiri.