Daftar Isi:
  • Beragamnya budaya yang ada di Indonesia, menciptakan sebuah pernikahan beda budaya. Pernikahan beda budaya membuat anak-anak yang besar dan tumbuh di lingkungan pasangan berbeda budaya memiliki masalah identitas diri yang harus mereka pilih. Melihat masalah ini peneliti melakukan analisis pembentukan identitas diri kepada anak-anak yang memiliki keluarga dengan latar belakang orang tua berbeda budaya. Peneliti meneliti anak yang besar dan bertumbuh kembang di keluarga berbeda budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan identitas diri anak dapat terjadi sehingga pada akhirnya seorang anak dapat menentukan identitas diri budaya yang dipilih dari kedua orang tuanya. Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode penelitian ini menggunakan analisis open coding atau koding terbuka yang diaplikasikan ke dalam analisis studi kasus model Robert E. Stake dengan paradigma konstruktivis. Untuk menunjang penelitian ini peneliti mewawancarai Komisi Perlindungan Anak Indonesia sebagai informasi tambahan pada penelitian ini, dan dua informan anak yang besar dan bertumbuh kembang dalam keluarga yang berlatar belakang beda budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi proses pembentukan identitas diri anak. Faktor-faktor tersebut adalah pola asuh, pola komunikasi orang tua dalam mendidik, serta faktor pendukung komunikasi antarbudaya dan teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation) serta enkulturasi.