Daftar Isi:
  • Situasi stres yang memberi perasaan tidak nyaman akan mendorong individu untuk keluar dan mencari pelampiasan, salah satunya adalah dengan makan atau dalam istilah psikologi disebut emotional eating. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa emotional eating cenderung dilakukan oleh wanita dan merupakan pilihan wanita pekerja untuk meredakan stres karena pekerjaan. Emotional eating identik berlangsung secara impulsif dan mengarah pada pola makan yang tidak sehat. Makanan tinggi gula, garam, dan lemak kerap dikonsumsi secara berlebihan untuk meningkatkan mood. Walaupun emotional eating merupakan hal yang wajar, pada akhirnya akan memicu masalah kesehatan bila tidak dikendalikan. Sayangnya, kesadaran masyarakat akan pengendalian kebiasaan tersebut serta dampaknya masih rendah. Sebanyak 75% responden kuesioner penulis akan makan dengan kalap untuk meredakan stres, lalu mengalami masalah kenaikan berat badan yang signifikan karena kebiasaan tersebut. Dari data klinik Lighthouse Jakarta, 2 dari 5 pasien obesitas berawal dari kebiasaan emotional eating yang tidak terkontrol. Berdasarkan latar belakang tersebut, perancangan kampanye sosial dibuat untuk menciptakan perubahan pola pikir, sikap, dan perilaku terkait kebiasaan emotional eating sehingga masalah kesehatan pada masa mendatang dapat dimimalisir.