Daftar Isi:
  • Industri rokok di Indonesia awalnya bermula dari seorang lelaki bernama Nitisemito ialah pembuat dan penjual rokok pertama kali di Indonesia. Bermula pada tahun 1906 di Kota kudus, membuat perusahaan rokok bernama NV Bal Tiga Nitisemito. Nitisemito dijuluki sebagai “Bapak kretek Indonesia” atas kepiawaiannya memilih cengkeh dan kretek yang bagus. Pada tahun 1951 PT Djarum dibentuk oleh Oei Wei Gwan dan sekarang dilanjutkan oleh anaknya yaitu Robert Budi hartono. Rokok yang dikenal sebagai benda yang membuat orang menjadi sakit membuat citra rokok di dunia buruk, itulah menjadi salah satu alasan mengapa adanya CSR dalam perusahaan PT Djarum diwajibkan. CSR bisa menjadi pengantar komunikasi antara masyarakat dan perusahaan. Selain hal tersebut, CSR yang dijalankan oleh PT Djarum juga sangat membantu para masyarakat yang berada di Kota kudus dan sekitarnya. Kegiatan program CSR yang selalu dilakukan di Kota Kudus membuat perusahaan Djarum di sukai para penduduk dan masyarakat di sana. Sesuai dengan visi dan misi Djarum Foundation bila aktivitas CSR harus bermula di kota Kudus baru akan terbagi ke masing-masing kota. Melalui kerja magang di PT Djarum yang dilakukan selama empat bulan, penulis mendapatkan pengalaman kerja sebagai penyelenggara CSR dan menjadi Event Organizer. Penulis merubah sikap seperti dapat bergerak cepat dan tepat, mampu berfikir kreatif, teliti, dapat bekerja dalam kelompok, cepat membaur dan disiplin waktu agar dapat bekerja semaksimal mungkin.