Analisis etika jurnalistik pada pemberitaan jatuhnya pesawat air asia QZ8501 (studi analisis isi bentuk pelanggaran pada program breaking news di metro tv)
Main Author: | Imawan, Adelliana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://kc.umn.ac.id/129/1/HALAMAN%20AWAL.pdf http://kc.umn.ac.id/129/2/BAB%20I.pdf http://kc.umn.ac.id/129/3/BAB%20II.pdf http://kc.umn.ac.id/129/4/BAB%20III.pdf http://kc.umn.ac.id/129/5/BAB%20IV.pdf http://kc.umn.ac.id/129/6/BAB%20V.pdf http://kc.umn.ac.id/129/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://kc.umn.ac.id/129/ |
Daftar Isi:
- Kalimat “bad news is a good news” sudah tidak terdengar asing lagi di telinga kita. Kalimat tersebut menjadi dalil media televisi di Indonesia dalam memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya berita bencana. Dalam berita bencana, masyarakat cenderung disuguhkan tayangan atau gambar isak tangis, kepanikan, dan ratapan karena berita yang berisi air mata, darah, atau potongan tubuh korban dipercaya akan laris dijual kepada masayarakat. Sehingga pada penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pelanggaran-pelanggaran dalam Kode Etik Jurnalistik dan P3SPS yang paling sering muncul dalam proses peliputan hilangnya Air Asia QZ8501 di tayangan Breaking News Metro TV. Dengan menggunakan pasal-pasal P3SPS dan Kode Etik Jurnalistik yang terkait peristiwa bencana, yaitu 1) BAB XVIII tentang Program Siaran Jurnalistik bagian Peliputan Bencana, 2) BAB XIX tentang Narasumber dan Sumber Informasi, 3) KEJ Pasal 2 poin F tentang Wartawan Menempuh Cara Profesional dalam Menjalankan Tugas Jurnalistik, 4) KEJ Pasal 4 tentang Wartawan Indonesia Tidak Membuat Berita Bohong, Fitnah, Sadis, Dan Cabul, dapat disimpulkan dua kategori yaitu SPS BAB XVIII dan Kode Etik Jurnalistik Pasal 2 Poin F memiliki frekuensi tertinggi dibandingkan dua kategori lainnya.