Daftar Isi:
  • Gedung Kesenian Jakarta merupakan gedung pertunjukan yang dibangun pada tahun 1821 oleh tentara Belanda. Gedung ini memiliki perjalanan sejarah yang panjang dan mempunyai nilai historis yang tinggi sebagai gedung pertunjukan kesenian dan cagar budaya nasional. Namun, masyarakat dan penampil seni kurang mengapresiasi nilai historis gedung ini. Tidak hanya itu, dewasa ini banyak bermunculan gedung pertunjukan baru yang lebih modern dan menawarkan nilai lebih. Jika fenomena ini tidak ditanggapi, brand Gedung Kesenian Jakarta terancam untuk kalah bersaing di pasaran. Oleh karena itu, diperlukan brand rejuvenation melalui perancangan identitas visual agar Gedung Kesenian Jakarta dapat tetap relevan dengan perkembangan zaman yang ada. Brand rejuvenation bertujuan untuk memperkuat positioning yang dimiliki brand Gedung Kesenian Jakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan existing study. Data yang didapat kemudian diolah penulis melalui mind mapping dan brainstorming sehingga tercipta core idea yang ingin disampaikan. Core idea yang dimiliki oleh Gedung Kesenian Jakarta kemudian dikomunikasikan melalui perancangan sistem identitas visual yang meliputi logo, pedoman identitas visual, stationery, brand collaterals, poster, banner, booklet, brosur, website, social media content, signage dan merchandise.