Jurnalisme Damai dalam Konflik Papua Analisis Isi Kuantitatif terhadap Berita Media Daring Kompas.com
Main Author: | Adi Pramudita, Bernadinus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://kc.umn.ac.id/11680/1/HALAMAN_AWAL.pdf http://kc.umn.ac.id/11680/2/DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://kc.umn.ac.id/11680/3/BAB_I.pdf http://kc.umn.ac.id/11680/4/BAB_II.pdf http://kc.umn.ac.id/11680/5/BAB_III.pdf http://kc.umn.ac.id/11680/6/BAB_IV.pdf http://kc.umn.ac.id/11680/7/BAB_V.pdf http://kc.umn.ac.id/11680/8/LAMPIRAN.pdf http://kc.umn.ac.id/11680/ |
Daftar Isi:
- Konflik Papua bukanlah hal yang baru terjadi, dan sudah hampir lima dekade konflik ini terus berlangsung. Pertempuran diantara kedua pihak, pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pihak-pihak yang menginginkan Papua untuk merdeka masih memunculkan konflik-konflik yang tak dapat disangkal merenggut nyawa, baik dari kedua pihak maupun warga sipil. Kompas.com, media daring yang merupakan anak perusahaan dari PT. Kompas Gramedia Grup, adalah media yang juga turut membuat pemberitaan mengenai konflik Papua. Masih menganut ideologi yang sama seperti pendahulunya, Koran Kompas, Kompas.com masih mengedepankan asas dan nilai dari ideologi humanisme dalam pemberitaannya. Apa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisa apakah Kompas.com sudah menerapkan prinsip-prinsip di dalam Peace Journalism yang disusun oleh Johan Galtung, serta mencari tahu bagaimana frekuensi penerapan Peace Journalism di dalam pemberitaan Kompas.com tentang konflik Papua yang dibuat pada periode 1 Januari 2015 hingga 31 Desember 2016. Analisis tersebut dilakukan dengan menganalisa 89 artikel Kompas.com yang dibuat pada 1 Januari 2015 sampai 31 Desember 2016, dengan menggunakan alat ukur yang disusun atas kombinasi prinsip dalam Peace Journalism dengan 17 langkah penerapan jurnalisme damai yang disusun oleh Jake Lynch dan Annabel McGoldrick. Hasil perolehan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Kompas.com pada pemberitaannya mengenai konflik Papua pada periode 1 Januari 2015 hingga 31 Desember 2016 sudah menerapkan seluruh prinsip dalam Peace Journalism, dengan frekuensi yang beragam di setiap indikatornya.