Daftar Isi:
  • Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan melakukan komunikasi, namun komunikasi ini akan berbeda, apalagi bila dilakukan oleh kaum penyandang autisme yang memiliki masalah pada perilaku sosial dan komunikasinya. Meski begitu, manusia tidak bisa lepas dari konteks sosialnya sehingga dibutuhkan kemampuan untuk membangun hubungan atau berinteraksi dengan orang lain yang disebut kecerdasan interpersonal. Kecerdasan ini dapat diasah oleh sekolah atau terapi. Namun, agar komunikasi interpersonal yang dilakukan dalam mengajarkan kecerdasan interpersonal dapat lebih efektif, maka diperlukan keterampilan komunikasi interpersonal dari pengajar atau terapis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana keterampilan komunikasi interpersonal terapis dalam rangka menumbuhkan kecerdasan interpersonal murid penyandang autisme. Tidak hanya itu, akan diteliti juga elemen komunikasi interpersonal yang ada, serta penerapan teori akomodasi komunikasi. Penelitian ini sendiri menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Objek penelitian ini sendiri adalah dua pasang terapis dan murid yang berada di Sekolah Luar Biasa C Talitakum Kebon Jeruk. Dari penelitian ini ditemukan bahwa kedua terapis yang diteliti di Sekolah Talitakum sudah memiliki kedua belas dimensi keterampilan komunikasi interpersonal, yaitu adalah dialog, kesadaran, fleksibilitas, sensitivitas kultural, metakomunikasi, keterbukaan, empati, sikap positif, kedekatan, manajemen interaksi, ekspresivitas, baik pada Ibu Maria ataupun Ibu Putri, kecuali dimensi keterbukaan. Hal ini karena anak penyandang autisme masih mengalami kesulitan dalam menyerap cerita yang panjang sehingga akan membuang waktu terapi. Kedua terapis juga mengaplikasikan strategi konvergensi dari akomodasi komunikasi.