Metode Pembelajaran PAI Menurut Ibnu Khaldun dan Relevansinya dengan Zaman Sekarang
Main Author: | Meilani, Kintan Sri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.iainambon.ac.id/772/3/BAB%201%2C3%2C5.pdf http://repository.iainambon.ac.id/772/2/FULL%20SKRIPSI.pdf http://repository.iainambon.ac.id/772/ |
Daftar Isi:
- Fokus penelitian ini adalah mengkaji metode pembelajaran menurut Ibnu Khaldun dan merelevansikannya dengan zaman sekarang dengan rumusan masalah: (1) Bagaimana metode pembelajaran PAI menurut Ibnu Khaldun; (2) Bagaimana relevansi metode pembelajaran PAI menurut Ibnu Khaldun dengan zaman sekarang. Penelitian ini menggunakan penelitan pustaka (Library Research) yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Teknik analisis data yang peneliti lakukan dengan mengikuti tiga tahapan: reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran PAI menurut Ibnu Khaldun ada 12 metode dan gaya mengajar yaitu: Metode pentahapan dan pengulangan, kasih sayang, penyesuaian fisik dan psikis, penguasaan satu bidang, menggunakan sarana tertentu untuk menjabarkan pembelajaran, pengamatan secara langsung (widya wisata), tidak memberikan presentasi yang rumit kepada anak yang baru belajar permulaan, adanya keterkaitan dalam disiplin ilmu, tidak mencampurkan dua bidang ilmu pengetahuan dalam satu waktu, mengajarkan anak Al-Qur’an ketika dia telah sampai pada tingkat kemampuan berpikir tertentu, menghindari dan mengajarkan ilmu dari ikhtisarnya, memberikan sanksi kepada murid yang tidak disiplin dengan niat untuk menjadikannya sebagai motivasi dan dorongan untuk semangat belajar. Dari 12 metode dan gaya mengajar yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun terdapat 3 Metode yang masih relevan sampai zaman sekarang, yaitu metode pentahapan dan pengulangan, metode dialog dan diskusi, dan metode widya wisata.