Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Akhlak Peserta Didik Kelas X di SMA Negeri 2 Leihitu Kabupaten Maluku Tengah

Main Author: Soulisa, Mustaman
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.iainambon.ac.id/513/1/bab%201%2C3%2C5.pdf
http://repository.iainambon.ac.id/513/2/bab%201-5.pdf
http://repository.iainambon.ac.id/513/
Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peran guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlak peserta didik kelas X di SMA Negeri 2 Leihitu Kabupaten Maluku Tengah dan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat peran guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlak peserta didik kelas X di SMA Negeri 2 Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 14 November sampai dengan 14 Desember 2018 dengan lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah di SMA Negeri 2 Leihitu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Adapun yang menjadi informan dalam penelitan ini terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 2 orang guru PAI dan 2 orang peserta didik kelas X. Untuk menganalisis data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, serta dokumentasi, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tahap reduksi data (data reducation), pengkajian data (data display) dan kesimpulan data (verification). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru dalam membina akhlak mulia peserta didik adalah: kegiatan pembiasaan, kegiatan memberi keteladanan, memotivasi peserta didik dan memberi nasehat kepada peserta didik untuk membekali diri menghadapi masa depan dengan akhlak mulia, pemberian sanksi atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan sebagai bentuk control perilaku dan sikap peserta didik serta pemberian penghargaan bagi mereka yang menunjukkan kemajuan dalam hal kebaikan. Kerja sama antara orang tua, sekolah, dan masyarakat. Faktor pendukung dalam proses pembinaan akhlak mulia peserta didik adalah adanya tekad dan semangat guru dalam melakukan pembinaan, adanya sinergi dan kesamaan pandangan antara sekolah dengan yayasan penyelenggara pendidikan yang melahirkan rumusan bersama dalam pembinaan akhlak mulia. Sementara itu, faktor penghambat pembinaan akhlak mulia peserta didik adalah lingkungan yang tidak kondusif (keluarga, pengaruh media massa atau informasi dan teknologi, dan lingkungan pergaulan), dan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Solusi yang diambil untuk mengantisipasi hambatan-hambatan yang ada adalah: melaksanakan pertemuan rutin antara orang tua dan sekolah, memberi informasi tentang perkembangan perkembangan peserta didik kepada orang tua.