Pancasila Sebagai Ideologi Multikultural
| Main Author: | Pare, Harno |
|---|---|
| Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
, 2021
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://repository.iainambon.ac.id/2035/1/BAB%20I.III.V.pdf http://repository.iainambon.ac.id/2035/2/HARNO%20PARE.pdf http://repository.iainambon.ac.id/2035/ |
Daftar Isi:
- Skripsi ini mengkaji permasalahan “bagaimana pancasila sebagai ideology multicultural ? Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pancasila sebagai ideology multicultural di Negara Indonesia. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif analisis yang berusaha memberikan pemecahan masalah dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa, mengevaluasi, dan menginprestasikannya. Data dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan dengan menggunakan analisa data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Negara yang kuat adalah Negara yang mampu menanamkan dasar ideology negara secara baik pada rakyaknya. Pancasila selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga sekaligus sebagai pandangan hidup bangsa. Nilai-nilai Pancasila harus secara terus-menerus disosialisasikan dan ditanamkan pada warga Negara sejak usia dini. Hal ini penting bahr.va nilai-nilai pada Pancasila memberikan pondasi yang kuat, dapat mereka gunakan sebagai penyadaran terhadap arti penting kondisi bangsa yang multikultur. Mengetahui lebih dini akan perbedaan dapat memberikan arli positip terhadap warga bangsa terutama bagi generasi muda bangsa dan selanjutnya bagi masyarakat umum memaknai Pancasila sebagai lambang Negara dan diaktualisasikan dalarn kehidupan sehari-hari. Untuk lebih mengoptimalkankan penyadaran terhadap arti pentingnya pengamalan Pancasila salah satu alternative adalah mengembalikan lagi penelaahan dan memasukan secara khusus pada kurikulum sekolah. Sernenjak reformasi pengajaran Pancasila di sekolah hampir tidak mendapat prioritas. Ketakutan akan dokrinisasi terhadap ideology Negara yang pernah terjadi pada masa kekuasaan orde baru mestinya sudah tidak menjadi traumatisasi lagi.