Pengaruh Ukuran Baume, Jenis dan Jumlah enzim Glukoamilase terhadap Perolehan Bioetanol dari Sagu

Main Authors: Handoko, Tony, Miryanti, Arry
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Research Report - Engineering Science , 2014
Online Access: http://journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/article/view/29
http://journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/article/view/29/20
Daftar Isi:
  • Sagu merupakan salah satu sumber pangan berkarbohidrat tinggi yang diperolehdari teras batang pohon sagu atau rumbia. Di Indonesia, sagu mempunyai peranan sosial,ekonomi, dan budaya yang cukup penting karena tepungnya yang berkarbohidrat tinggidigunakan sebagai sumber makanan pokok di daerah tertentu, seperti di daerah pesisirPapua dan Maluku. Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena mudahtumbuh di daerah rawa-rawa. Seiring perkembangan teknologi, tepung sagu yangberkarbohidrat (pati) tinggi mulai dikembangkan sebagai bahan membuat bioetanol,mengingat jumlah produksinya yang berlimpah di Indonesia.Bioetanol mulai dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif karena sifatnya yangramah lingkungan, mudah diproduksi dan dapat dibuat dari bahan-bahan alami sepertijagung, tebu dan sagu. Oleh karena itulah, bioetanol merupakan bahan bakar alternatifyang menjanjikan di masa yang akan datang. Pembuatan bioetanol tersebut melaluihidrolisis, fermentasi dan pemurnian. Tahap hidrolisis terdiri dari likuifikasi menggunakanenzim alfa-amilase dan tahap sakarifikasi menggunakan enzim glukoamilase.Penelitian dilakukan dengan memvariasikan kekentalan larutan pati awal menjadi10, 12 dan 15 baume dan jumlah enzim glukoamilase sebanyak 0,4 mg/bk dan 0,6 mg/bk.Hasil terbaik yang diperoleh akan dibandingkan dengan penggunaan enzim imobilisasipada tahap sakarifikasi. Tahap fermentasi dilakukan dengan menggunakan fermipan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekentalan larutan dengan 10 baumemenghasilkan konsentrasi yang cukup baik untuk diolah oleh fermipan menjadi bioetanol.Jumlah enzim glukoamilase sebanyak 0,6 mg/bk memberikan hasil bioetanol yang tinggi.Enzim imobilisasi dapat menghasilkan konsentrasi glukosa yang sama tingginya denganeznzim glukoamilase murni, namun masih sedikit dapat diolah oleh fermipan untukmenghasilkan bioetanol.